Cerita Sampan di Dermaga Tua Sungai Siak yang Kini Jadi Alternatif Warga

Sampan-sampan bergantian menjemput untuk mengangkut penumpang dan sepeda motor yang hendak menyeberang.

Eko Faizin
Selasa, 29 September 2020 | 19:05 WIB
Cerita Sampan di Dermaga Tua Sungai Siak yang Kini Jadi Alternatif Warga
Aktivitas di salah satu dermaga Sungai Siak Kabupaten Siak di suatu sore, Senin (28/9/2020). [Suara.com/Eko Faizin]

Sekitar 5 menit, sampan pun sampai di dermaga seberang di Kecamatan Mempura.

Andrian kembali menyandarkan sampannya dan mengikat talinya pada pengait di dermaga.

Ongkos sekali jalan Rp 8 ribu. Itu sudah termasuk penumpang dan sepeda motor.

Sampan-sampan tersebut beroperasi dari pukul 07.00 hingga 21.00 WIB.

Dulunya, dermaga tersebut merupakan salah satu urat nadi tranportasi di Siak.

Sejak adanya Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Agustus 2007, dermaga tersebut mulai tidak difungsikan.

Namun, sejak setahun terakhir dermaga dan sampan tersebut mulai difungsikan mengangkut penumpang yang hendak menyeberang.

Menurut penuturan warga yang menumpang, pengguna sampan biasanya ramai ketika razia sepeda motor.

Selain itu, menjadi alternatif transportasi selain melewati jembatan. Apalagi di tepian Sungai Siak banyak sekali terdapat peninggalan sejarah mulai dari Tangsi Belanda, makam-makam hingga bangunan bersejarah Siak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini