- Samade Riau mengikuti IPOC 2205 di Nusa Dua Bali.
- Acara ini merupakan komferensi soal industri sawit.
- Diharapkan bisa membangun jaringan lebih luas.
SuaraRiau.id - Sebanyak 7 anggota Sawitku Masa Depanku (Samade) Riau mengikuti acara 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) dan 2026 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Kamis dan Jumat (13-14/11/2025).
Ketua Samade Riau, Rudi Khairul mengaku senang pihaknya bisa mengikuti IPOC 2025 untuk mengetahui update berbagai hal tentang industri sawit global.
"Samade Riau senang bisa hadir karena di IPOC, kami bertukar gagasan membangun kemitraan yang lebih erat dalam industri sawit," katanya, Jumat (14/11/2025).
Rudi Khairul menuturkan dalam konferensi itu membahas isu-isu strategis industri kelapa sawit global, mendorong produktivitas dan memperkuat daya saingnya dalam mencari solusi untuk berbagai tantangan seperti kebijakan perdagangan internasional serta tuntutan keberlanjutan.
"Iya, acara ini juga menjadi wadah silaturahmi bagi pelaku industri, pembuat kebijakan, akademisi, dan analis industri kelapa sawit," sebutnya.
Rudi Khairul berharap, IPOC 2025 menjadi momentum Samade Riau untuk membangun jaringan lebih luas dengan berbagai pihak demi keberlangsungan industri sawit demi kemajuan bangsa.
"Tentu saja, kami ingin punya andil membantu negeri ini terutama sektor ekonomi melalui industri sawit, khususnya di Riau," tutur dia.
Rudi Khairul juga menyingggung sektor sawit yang memainkan peran penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) menuju Indonesia Emas 2045.
"Dengan visi ini, negara diharapkan bisa berpendapatan tinggi, bebas kemiskinan dan ketimpangan, serta mencapai net-zero emission di 2060 atau lebih bahkan cepat," tegasnya.
Industri sawit 2025 tunjukkan percepatan
Sementara Ketua Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono menyatakan kinerja industri sawit 2025 menunjukkan percepatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono pada pembukaan 21st Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) di Nusa Dua, Bali, Kamis menyatakan
"Hingga September 2025 produksi minyak sawit (CPO) mencapai lebih dari 43 juta ton, atau 11 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," ujar Eddy dalam pembukaan IPOC 2025 dikutip dari Antara.
Sementara di sisi ekspor, termasuk CPO dan turunannya, oleokimia, serta biodiesel, tambahnya, mencapai lebih dari 25 juta ton atau naik 13,4 persen dari tahun lalu.
Eddy menjelaskan dalam sisi ekspor, industri sawit memberikan sumbangan devisa senilai 27,3 miliar dolar AS atau 40 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Samade Riau Hadiri IPOC 2025 di Bali: Momen Bangun Jaringan Lebih Luas
-
4 Mobil Keluarga Bekas Tangguh di Tanjakan, Merek Suzuki dan Honda
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Pria dan Wanita, Terbaik Temani Jarak Jauh
-
3 Sepatu Lari Lokal dengan Kualitas Internasional, Harga Terjangkau!
-
7 Mobil Kecil Bekas Dikenal Kuat di Tanjakan, Nyaman Bawa Tumpangan