Eko Faizin
Selasa, 22 Juli 2025 | 17:54 WIB
Cara Mencari Bibit Unggul Kopi Liberika Riau dengan Konsep Berkelanjutan [Dok pribadi]

SuaraRiau.id - Yayasan Gambut dan Fakultas Pertanian Universitas Riau (Faperta Unri) berkolaborasi mengembangkan bibit unggul kopi liberika di Riau.

Dekan Faperta Unri Ahmad Rifai mengungkapkan bahwa Yayasan Gambut selama ini mengembangkan ekosistem kopi liberika yang inklusif dan berkelanjutan menjadi modal penting untuk dapat dijadikan pedoman peta jalan pengembangan kopi liberika ke depan.

Selain memiliki  goals untuk penyelamatan dan pengelolaan kawasan gambut yang berkelanjutan, Yayasan Gambut juga mengembangkan konsep ekonomi alternatif berbasis masyarakat di sekitar kawasan melalui budidaya dan pengelolaan kopi liberika. 

"Pendampingan masyarakat di tingkat tapak melalui sinkronisasi intervensi hulu dan hilir atas produk kopi liberika (budidaya, pengolahan dan pemasaran)," ujar Ahmad, Senin (21/07/2025).

Menurutnya Yayasan Gambut juga menginisiasi lahirnya Suvarnabhumi Coffee yang bertujuan menjadi offtaker untuk hasil panen kopi liberika dari masyarakat yang mereka dampingi.

Faperta Unri siap mendukung konsep yang telah dikembangkan oleh Yayasan Gambut ini dengan aktif terlibat dan berkolaborasi sebagai salah satu misi perguruan tinggi dimulai dengan pengembangan bibit unggul kopi liberika yang akan disiapkan berdasarkan penelitian dan kajian secara ilmiah.

"Ke depan, Faperta Unri bersama Yayasan Gambut juga telah menyiapkan dua Desa yaitu Desa Temiang di Bengaklis dan Desa Tanjung Kuras di Siak yang akan menjadi Desa Binaan Faperta Unri dengan menerapkan konsep Agroforestry Kelapa Sawit dan Kopi Liberika di kawasan gambut," terang Ahmad.

Kemudian, tambah dia, dilanjutkan dengan inisiasi Intercropping Kebun Kelapa dengan Kopi Liberika di Kab, Indragiri Hilir sebagai dukungan terhadap Program Pengembangan Kawasan Kelapa Nasional (Kegiatan Peremajaan dan Perluasan Kelapa) oleh Beppenas RI", ujar Ahmad.

Direktur Yayasan Gambut Mulyadi menyampaikan bahwa selama ini telah melakukan pendampingan kepada kelompok masyarakat dalam penyelamatan dan pengelolaan kawasan gambut yang berkelanjutan.

Baca Juga: Tips Ngopi Praktis Saat Traveling: Nikmati Kopi Enak di Perjalanan Tanpa Ribet

Total sudah ada 30.166 bibit yang ditanam di antaranya kopi liberika, tanaman mangrove, bibit hutan seperti pulai dan geronggang serta bibit sagu.

"Khusus untuk kopi liberika, kami bersama masyarakat di Bengkalis dan Siak juga sudah memulai untuk melakukan pembibitan kopi liberika," tutur Mulyadi.

Namun kendala yang dihadapi adalah penyediaan bibit yang selama ini diperoleh dari pembibitan biji secara generatif.

Dia menyatakan saat ini bibit yang kami dapatkan dari pohon indukan dengan sistem perbanyakan pembibitannya masih dengan biji kopinya atau masih secara generative.

"Harapannya dengan adanya intervensi akademisi melalui keilmuan dan teknologi serta kajian secara ilmiah kita dapat melakukan perbanyakan bibit secara vegetatif dengan teknologi kultur jaringan, sambung pucuk, dan okulasi," kata Mulyadi.

Sementara itu, Founder Yayasan Gambut Hisam Setiawan menyampaikan bahwa dalam upaya mewujudkan ekosistem kopi liberika yang comprehensive, tentunya diperlukan langkah collaborative actions dari berbagai pihak.

Load More