Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 21 Juni 2025 | 09:31 WIB
Stadion Utama Riau [dispora.riau.go.id]

SuaraRiau.id - Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid merencanakan Stadion Utama Riau menjadi kawasan bisnis dan industri olahraga.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau, Erisman Yahya menyampaikan fokus utamanya saat ini adalah menertibkan legalitas lahan yang mencakup kawasan stadion.

Dia mengungkapkan, berdasarkan data, lahan tersebut memiliki luas 64 hektare, namun hingga kini sebagian besar masih tercatat sebagai aset milik Universitas Riau (Unri).

"Jadi yang clear itu sekitar 61 hektare dan  milik Unri. Inilah yang sedang diurus Pemprov Riau melalui BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah)," ujar Erisman, Kamis (19/6/2025).

Baca Juga: Gubri Wahid Bakal Rombak OPD yang Tak Tindaklanjuti Temuan BPK

Sementara sebagian kecil lahan tersebut di antaranya bahkan sedang dalam sengketa.

Kepala Dispora menuturkan bahwa penataan status lahan yang menjadi fondasi penting dalam proses pengembangan ke depan.

Salah satu skema yang sedang dipertimbangkan adalah tukar guling atau ruislag antara aset Unri dan Pemprov Riau.

Skema ini dinilai bisa menjadi jalan tengah yang legal dan efisien untuk memperjelas kepemilikan serta membuka peluang pengelolaan kawasan oleh Pemerintah Daerah secara lebih maksimal.

"Sedang kami usahakan caranya melalui sistem tukar guling antara Unri dan Pemprov Riau," teang Erisman.

Baca Juga: Gubri Abdul Wahid Minta Petunjuk Menpora Dito soal Nasib Stadion Utama Riau

Lebih lanjut, dia menegaskan jika status lahan telah diselesaikan, barulah pengembangan kawasan stadion bisa dimulai.

Dalam jangka panjang, kawasan ini direncanakan akan diisi dengan fasilitas pendukung seperti hotel, ruang usaha, dan wahana wisata yang terintegrasi dengan fungsi olahraga.

"Mudah-mudahan jika sudah clear, Pak Gubernur kan ingin kawasan ini diberdayakan. Jadi mungkin nanti ada hotel atau tempat wisata, yang bisa mensupport stadion ini," ungkap Erisman.

Menurutnya, letak kawasan stadion yang berada di Jalan Naga Sakti juga dinilai strategis, terlebih dengan adanya pembangunan rumah sakit vertikal untuk jantung dan otak di kawasan tersebut.

Hal ini memperkuat potensi kawasan stadion sebagai titik pertumbuhan baru di sektor ekonomi dan layanan publik.

"Apalagi kemarin Rumah Sakit Jantung dan Otak sudah ground breaking, inikan bisa jadi fasilitas pendukung," sebut Erisman.

Anggota Komisi V DPR RI, Syahrul Aidi Maazat, turut mendukung langkah tersebut.

Ia mendorong agar revitalisasi stadion dilakukan terlebih dahulu melalui kementerian terkait, sebelum masuk ke tahap kerja sama dengan pihak ketiga seperti swasta untuk pengelolaannya.

"Stadion jika terbengkalai tentu sangat disayangkan, karena pembangunannya menggunakan uang rakyat. Tadi sudah dikomunikasikan dengan Pak Gubernur (Abdul Wahid)," tegas Syahrul Aidi.

Dia pun mengajak bersama-sama menyampaikan hal ini ke Kementerian PUPR agar segera dilakukan revitalisasi.

"Setelah itu baru kita kerja samakan dengan pihak swasta untuk pengelolaannya," sebut Syahrul.

Heboh penjualan Stadion Utama Riau

Sebelumnya, keberadaan Stadion Utama Riau sempat menghebohkan publik setelah pernyataan Gubernur Riau Abdul Wahid yang sempat menyebut kemungkinan menjual bangunan yang dipakai pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 itu.

Erisman Yahya selaku Kepala Dispora Riau akhirnya memberikan klarifikasi terkait pernyataan Gubri Abdul Wahid tersebut.

Erisman mengungkapkan jika pernyataan itu tidak dimaksudkan sebagai menjual stadion, melainkan sekadar respons spontan Gubri dalam forum Rapat Kerja Perangkat Daerah (RKPD).

"Jadi gini, pernyataan Pak Gubernur kemarin ingin menjual Stadion Utama Riau, itukan sebenarnya lebih kepada respon spontan beliau saja, karena ada masukan menjual aset-aset yang tidak terpakai seperti kendaraan dan bangunan lainnya. Jadi tidak perlu dibesar-besarkanlah," ujarnya, Kamis (8/5/2025) malam.

Erisman mengatakan jika pembahasan itu muncul dari keprihatinan sejumlah pihak terhadap kondisi keuangan daerah. Namun, ia menegaskan bahwa Pemprov Riau tetap berkomitmen untuk mencari jalan terbaik untuk stadion yang pernah menjadi kebanggaan masyarakat tersebut dengan baik.

Dia lantas menjelaskan bahwa upaya untuk menggandeng pihak ketiga dalam pengelolaan Stadion Utama Riau sebenarnya sudah dilakukan.

Bahkan, beberapa calon pengelola pernah datang langsung meninjau lokasi, namun akhirnya investor memilih putar balik karena mempertimbangkan biaya perawatan yang besar.

"Perlu saya sampaikan, selama ini bukan tidak berusaha mencari pihak ketiga atau investor yang mau mengelola. Sudah beberapa kali sebenarnya, bahkan sudah ada juga yang datang langsung meninjau tapi setelah ditinjau mereka mundur karena biaya pemeliharaannya memang besar," jelas Erisman.

Ia mengatakan jika total luas keseluruhan lahan Stadion Utama Riau mencapai sekitar 66,4 hektare. Lantaran luas, butuh anggaran besar untuk perawatan menyeluruh.

Load More