SuaraRiau.id - Syal yang dipakai oleh calon wakil Presiden atau Cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memiliki makna sendiri. Pakar Mikro ekspresi Kirdi Putra mengunkapkan jika di balik syal adanya pengenalan slepet.
Kirdi mengatakan jika pada debat cawapres yang digelar KPU, semua cawapres punya gestur dan mimik khas. Untuk Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD pada debat kedua Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, lebih pada sisi emosi.
Cawapres nomor urut 1 Cak Imin pada malam itu mengenakan syal batik nan disengaja mengenalkan jargon slepet.
Kirdi berharap jika Gimik dengan jargon sangat diperlukan guna menarik pemilihny. “Gimik dan jargon sangat diperlukan, Cak Imin sepertinya mencoba mengungkapkan jargon baru. Itu sebabnya semalam dia mengenakan syal,” ujar Kirdi menjelaskan
Baca Juga: 343 Pengguna Narkoba di Riau Direhabilitasi
Kirdi menilai gimik dan jargon sangat penting dalam kontestasi pemilihan dalam proses demokrasi di Indonesia.
Pasalnya hal-hal yang terlihat kecil tersebut justru memiliki dampak yang besar terhadap keputusan publik dalam memilih selain membuat paslon mudah diingat.
Gibran terlihat stres dan marah
Kirdi juga menemukan hal lain dari cawapres nomor urut 2, Gibran, saat tampil di momen panas tersebut. Menurut dia Gibran acap terlihat menampilkan amarah dan stres, meski tetap dapat menyampaikan pembicaraan dengan lancar.
“Saya bisa melihat banyak sekali kebocoran emosinya Gibran, marah dan stres paling dominan. Kalau diperhatikan ada kerutan di keningnya yang jumlahnya di atas 50 persen, dan ketika selesai bicara, kerutan langsung hilang dan langsung bisa kembali senyum lega,” Kirdi menjelaskan.
Baca Juga: Peringatan Kapolda Riau Jika Anggotanya Tak Netral pada Pemilu 2024
Gibran juga tertangkap kamera kembali mengajak tim pendukungnya untuk bersorak melalui gestur tubuhnya, meski sebelumnya, KPU RI sudah menegur Gibran karena melakukan tindakan yang sama saat mendampingi Prabowo Subianto pada debat perdana capres, Selasa (12/12).
Kirdi menyebut tindakan tersebut dapat menunjukkan tiga kemungkinan, pertama, Gibran merasa butuh dukungan akibat grogi.
Kirdi menilai jika aksi merupakan menampakkan kekuasaan dan kekuatan dengan banyak jumlah pendukung di lokasi, dan yang ketiga adalah kemungkinan dia ingin memberikan efek gentar terhadap lawan.
Cawapres nomor urut 3 Mohammad Mahfud MD cukup pandai dalam mengendalikan ekspresi emosi di antara cawapres lainnya.
“Menurut saya Pak Mahfud ini penguasaan ekspresi emosinya bagus, ini perlu pujian, bila saat debat capres sebelumnya saya pernah mengatakan bahwa yang paling bisa mengendalikan ekspresi emosi, bukan mengendalikan emosi, ya, itu adalah Pak Anies, tapi yang kedua yang paling bagus itu Pak Mahfud,” kata Kirdi.
Mahfud juga mampu mengelola emosi dengan baik, meski beberapa kali sempat terlihat adanya kebocoran emosi yang ditampakkan.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
-
Diogo Jota Tewas di Jalanan Paling Berbahaya: Diduga Pakai Mobil Sewaan
-
Riau Bangga! Tarian Anak Pacu Jalur Viral Dunia, Ditiru Bintang PSG hingga Pemain AC Milan
Terkini
-
Sepanjang 2024, BRI Telah Salurkan Pembiayaan UMKM Sebesar Rp698,66 Triliun di Indonesia
-
Sanrah Food: Dukungan BRI Membuat Usaha Berkembang dan Mampu Perluas Penjualan
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari Produk Lokal: Ringan dan Nyaman, Harga Mulai Rp400 Ribuan
-
7 Parfum Wanita Murah Wangi Tahan Lama, Harga Pelajar Mulai Rp12 Ribuan
-
Heboh Typo Ucapan Hari Bhayangkara ke-79 dari Pemprov Riau, Kok Bisa?