Scroll untuk membaca artikel
Eliza Gusmeri
Jum'at, 19 November 2021 | 15:37 WIB
Bangunan pendopo yang merupakan tempat berkumpul dan bermusyawarah masyarakat adat Sakai terletak di kawasan hutan adat, Desa Kesumbo Ampai, Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis.[Suara.com/Panji Ahmad Syuhada]

Mus bercerita, bahwa selain modal usaha, warga Sakai yang tergabung dalam kelompok pertanian terpadu juga diberikan ilmu yang mumpuni, mulai dari pelatihan manajemen hingga praktek lapangan. Umumnya, masyarakat yang diambil untuk bergabung dalam kelompok tani binaan Pertamina yaitu warga kurang mampu, pemuda Sakai yang pengangguran hingga yang putus sekolah.

"Jadi nilai positifnya bagi sakai, kami mengenal cara tani yang menetap, merawat ikan dan berternak yang benar. Berkat pembinaan ini, kemandirian itu muncul sampai sekarang," kata Mus.

Dalam menjaga hutan sendiri, mereka sadar bahwa peran serta berbagai pihak turut menopang keseimbangan ekosistem dan kearifan lokal yang ada. Sehingga, dengan saling bersinergi, masyarakat Sakai tentu saling menopang dan mendukung aktivitas eksplorasi migas untuk negara.

Belum lama ini, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan, Jaffe A Suardin datang langsung ke rumah adat suku Sakai di Desa Kesumbo Ampai. Bersama Bupati Bengkalis Kasmarni, dia juga melihat dan melintasi kawasan hutan adat tersebut.

Baca Juga: Pasca Gigit Seorang Polisi, Hong Kong Mulai Kurangi Populasi Babi Hutan

Di sana, para petinggi ini disambut bak raja. Prosesi adat upah-upah juga dilakukan para kepala Perbatinan Sakai, termasuk kepala Bathin Sobanga Muhammad Nasir, Kamis 26 Agustus 2021.

"Kita adakan prosesi tepung tawar sebagai penyambutan, beliau jalan sambil meninjau hutan, mereka janji memperhatikan hutan dan masyarakat adat, mudah-mudahan ini kita jalin," tutur Nasir.

Kehadiran Bupati dan Dirut PT PHR diawali dari penyambutan dengan tarian porang suku sakai diiringi gendang odok oleh masyarakat Sakai yang terlihat kompak dan antusias menunggu kehadiran kedua tokoh ini.

Kemudian, dilanjutkan dengan prosesi Tepuk Tepung Tawar dari Bathin 8 dan 5 yang dimulai dengan tokoh masyarakat Sakai M Yatim, lalu Kepala Suku Sakai 8 dan 5 Datuk Amat, Sesepuh dan Cendekiawan Suku Sakai (Bathin Togonong) Muhammad Agar Kalike, Kepala Suku Sakai Bathin Minas (Saibulan) Muhammad Bosu dan Kepala Suku Sakai Sobanga (Iyo Bangso) Muhammad Nasir.

Atas hal ini, Bupati Bengkalis Kasmarni merasa bangga dengan sambutan masyarakat melayu Sakai kepada Direktur PT. PHR dan rombongan di Bumi Melayu.

Baca Juga: Indonesia Disebut Pemilik Lahan Mangrove Terbesar Dunia, Berapa Sih Luasnya?

“Kita tahu tradisi adat melayu tepuk tepung tawar ini merupakan ungkapan rasa gembira dan ucapan syukur serta do’a restu yang diberikan baik keselamatan, keberkahan, kedamaian serta kesuksesan dalam menjalankan aktifitas operasional serta produksinya, untuk terus bergerak maju, demi negara, bangsa, daerah dan masyarakat," kata Kasmarni, usai prosesi tepung tawar.

Menurutnya, ada dua nilai yang terdapat dalam tradisi tersebut yang diberikan kepada PT. PHR yakni "Tuah dan Amanah". Tuah dalam artian masyarakat melayu Sakai senantiasa berdo’a agar PT. PHR terus mendapatkan keberuntungan berdasarkan pertolongan Allah SWT.

Sedangkan amanah dalam artian masyarakat Sakai sangat meyakini bahwa keberadaan PT. PHR dalam pengelolaan blok rokan, merupakan aset berharga yang harus senantiasa dijaga serta dilindungi keberadaannya secara bersama-sama.

“Kita juga berharap, PT PHR dapat memberikan kontribusi kepada daerah ini, khususnya kepada masyarakat suku sakai. Baik itu melalui CSR, beasiswa pendidikan atau pekerjaan. mungkin tidak dapat memegang jabatan yang eksekutif, menjadi karyawan biasa pun jadilah, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya,” harapnya.

Sementara itu, Dirut PT PHR Jaffe A Suardin mengaku terkesan atas sambut yang luar biasa dari masyarakat Suku Sakai. Dan berupaya akan memberikan perhatian kepada Suku Sakai dan masyarakat lainnya lewat program-program sosial di Pertamina.

“Kami juga mengajak masyarakat Suku Sakai untuk bersama berkolaborasi mendukung program yang akan kami laksanakan. Karena Alhamdulillah mulai dari hari Senin 9 Agustus 2021 kemarin, PT PHR sudah beroperasi di Bumi Melayu ini, Alhamdulillah kami mendapatkan dukungan dari Pemerintah Daerah dan seluruh masyarakat khusunya masyarakat Suku Sakai. Kami yakin dengan adanya dukungan ini kita akan menghasilkan sesuatu yang akan bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya.

Load More