Masyarakat Sakai identik dengan alam, segalanya berasal dari alam. Apalagi soal rempah dan tanaman herbal yang menjadi andalan pengobatan. Jadi, kata dia, kelestarian hutan dan seisinya mesti terus dijaga. Termasuk juga tradisi dan budaya komunitas masyarakat ini.
Kolaborasi jaga hutan adat
Belum lama ini, dalam momen peringatan hari ozon sedunia, Aliansi Mahasiswa Duri bersama masyarakat menginisiasikan penanaman seribu bibit pohon di kawasan-kawasan yang tersebar di Duri, Kabupaten Bengkalis, 16 September 2021. Tema Hari Ozon Sedunia tahun ini adalah "Keeping us, our food, and vaccines cool".
Bersama masyarakat dan lintas komunitas, mereka juga menanam pohon di pinggiran kawasan hutan. Hal ini demi menjaga kelangsungan ekosistem dan menjaga flora fauna tetap lestari di habitatnya.
Baca Juga: Pasca Gigit Seorang Polisi, Hong Kong Mulai Kurangi Populasi Babi Hutan
Sebagaimana dilansir laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tema Hari Ozon Sedunia tahun ini didasarkan pada Protokol Montreal.
Melalui peringatan ini, masyarakat dunia diajak untuk kembali turut aktif melestarikan lapisan ozon yang melindungi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Agenda itu dihadiri oleh para penggiat alam dan entitas peduli lingkungan yang berada di kota Duri. Turut hadir dalam momen hijau tersebut perwakilan dari Wildlife Conservation Indonesia, PPWI, Pokja Wartawan Peduli Lingkungan, Andalas TV, Komnas PA Bengkalis, RSF, Reksos, para pendidik peduli lingkungan dan pada actionnya juga dihadiri perwakilan PT Pertamina Hulu Rokan.
Raihan Afif Yazu dari Aliansi Mahasiswa Duri mengatakan bahwa memperingati hari Ozon Sedunia saat ini selain penanaman seribu bibit pohon, kita juga mengadakan beberapa kegiatan sperti pacu sampan Duri 2021, pada hari Sabtu dan Minggu 18-19 September yang di dukung oleh Pertamina Hulu Rokan.
"Untuk itu kami mengajak penggiat dan pemerhati lingkungan serta masyarakat umum untuk dapat berkontribusi bersama dalam melestarikan alam," katanya.
Untuk itu, lewat kegiatan pelestarian alam dengan menanam seribu bibit pohon tersebut, ia berharap dapat tepat sasaran dan menjadi area penghijauan yang bermanfaat bagi masyarakat saat ini dan masa mendatang.
Sakai berdaya dibina pertamina
Baca Juga: Indonesia Disebut Pemilik Lahan Mangrove Terbesar Dunia, Berapa Sih Luasnya?
Di sisi lain, jumlah pasti masyarakat adat suku Sakai puluhan ribu jiwa. Namun kini, sebagian besar orang Sakai telah banyak yang maju dan modern. Bahkan sebagian besar sudah sarjana.
Mereka adalah salah satu suku asli Riau yang telah menduduki bumi lancang kuning ratusan tahun lalu. Sumber sejarah menyebut, bahwa orang Sakai merupakan Proto Melayu atau Melayu tua.
Orang Sakai, sebagian besar saat ini tinggal di wilayah Kabupaten Bengkalis. Mereka terdiri dari beberapa kelompok masyarakat atau perbathinan yang menjadi wilayah kekuasaan adat. Dari setiap perbathinan, ada seorang bathin atau kepala suku yang dipercaya mengurusi soal tata wilayah hingga norma-norma. Lazimnya, seorang bathin merupakan keturunan dari bathin-bathin yang terdahulu.
Dalam mendukung kebangkitan Sakai yang berdaya era kini, perusahaan migas PT Pertamina Hulu Rokan juga turut serta. Di antaranya seperti pemberdayaan Kelompok Pertanian Terpadu Masyarakat Sakai Pematang Pudu, Bank Sampah Bathin Solapan, bantuan peralatan sekolah hingga inkubator karir bagi mahasiswa Sakai.
Di kelompok pertanian dan bank sampah yang dibina, masyarakat suku Sakai mendominasi. Mereka yang awalnya minim pengetahuan dan kemampuan, diberdayakan sehingga maju dan berkembang.
Seperti dari Kelompok Pertanian Terpadu Sakai misalnya, Mus Mulyadi (45), ketua kelompok mengaku bersyukur mendapatkan pembinaan dan pemberdayaan. Sebab sebelumnya, cara bertani konvensional yang diterapkan warga Sakai, kini jauh berubah dan semakin produktif.
Berita Terkait
-
Forestra 2025, Paduan Musik Orkestra dan Panggung di Tengah Hutan Lembang
-
Suara dari Tanah yang Terluka: Orang Muda Papua Menuju COP30
-
Hutan Muda Bisa Serap Karbon Lebih Cepat, Mengapa Kita Belum Fokus ke Sana?
-
Hutan Dirusak Tambang Ilegal, Kementerian Kehutanan Gelar Operasi Gabungan
-
Warga Brasil Beri Rating Satu Buat Gunung Rinjani, Netizen Indonesia Balas Serbu Ulasan Hutan Amazon
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Diogo Jota Tewas di Jalanan Paling Berbahaya: Diduga Pakai Mobil Sewaan
-
Riau Bangga! Tarian Anak Pacu Jalur Viral Dunia, Ditiru Bintang PSG hingga Pemain AC Milan
-
Baru Jabat 4 Bulan, Erick Thohir Copot Dirut Bulog Novi Helmy Prasetya dan Disuruh Balik ke TNI
-
Resmi! Ramadhan Sananta Gabung ke Klub Brunei Darussalam DPMM FC, Main di Liga Malaysia
-
CORE Indonesia: Ada Ancaman Inflasi dan Anjloknya Daya Beli Orang RI
Terkini
-
Sanrah Food: Dukungan BRI Membuat Usaha Berkembang dan Mampu Perluas Penjualan
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari Produk Lokal: Ringan dan Nyaman, Harga Mulai Rp400 Ribuan
-
7 Parfum Wanita Murah Wangi Tahan Lama, Harga Pelajar Mulai Rp12 Ribuan
-
Heboh Typo Ucapan Hari Bhayangkara ke-79 dari Pemprov Riau, Kok Bisa?
-
5 Rekomendasi Parfum Murah Wangi Tahan Lama, Cocok untuk Pelajar dan Mahasiswa