SuaraRiau.id - Kasus pencabulan disertai pembunuhan oleh tersangka inisial IN (48) terus ditelisik, lantaran diduga ada korban lain dari predator anak di Kabupaten Bengkalis tersebut.
Polres Bengkalis bersama Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bengkalis menyeriusi peristiwa sadis yang dialami korban berinisial (14) warga Desa Ketam Putih, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau.
"Dari pengakuan pelaku juga melakukan peyimpangan kepada anak di bawah umur lainya. Kami bersama P2TP2A akan riset kembali adanya korban lainya," kata Kapolres Bengkalis, AKBP Hendra Gunawan dikutip dari riauonline.co.id -- jejaring media suara.com, Jumat (9/7/ 2021).
Ia juga berharap peran aktif masyarakat, terutama warga Desa Ketam Putih agar mengecek kondisi fisik anak-anaknya.
"Jika ditemukan atau ada keanehan dan kejanggalan fisik anaknya dipersilahkan melapor ke kepolisian atau P2TP2A," imbuhnya.
Sementara, Ketua P2TP2A Kabupaten Bengkalis Elly Kusumawati mengimbau para orangtua untuk mengawasi anak lebih jeli lagi, terutama pergaulan dengan lingkungan dan temannya.
Dijelaskannya, korban perlakuan seks menyimpang terhadap anak (sodomi) menjadi ancaman serius yang harus ditangani bersama, baik pihak aparat dan pegiat perlindungan anak dan perempuan di kabupaten Bengkalis.
Aksi asusila tersebut, menurutnya, ancaman bagi tumbuh kembang anak.
"Anak merupakan aset baik keluarga dan negara," kata Elly.
Baca Juga: Astaga, Ditemukan Belatung di Jatah Makan Siang Pasien COVID-19 Indragiri Hilir
Sementara, lanjut dia, menyelamatkan masa depan dan generasi penerus yang menjadi korban kekerasan seksual tidak hanya tanggungjawab keluarga. Korban juga memerlukan rehabilitasi dan pendampingan yang berkelanjutan. Momen itulah, pemerintah dan kelompok sekunder di masyarakat memiliki peran sangat penting.
"Saya juga seorang ibu, merasakan miris atas kejadian ini. Kami menghimbau orang tua selalu mengecek anak 1 jam sekali di mana anaknya dan dengan siapa bermain juga kondisi fisik anak, prilakunya apa berubah atau tidak dan bisa melapor ke UPT perlindungan perempuan dan anak di tiap desa atau P2TP2A," terang Elly Kusumawati
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
6 Mobil Bekas Murah untuk Anak Kuliahan: Irit dan Lincah, Keren di Tongkrongan
-
Ternyata Raden Aria Wirjaatmadja adalah Pendiri BRI, Siapakah Dia?
-
Ibu Rumah Tangga Peringkat 3 Rentan HIV/AIDS di Riau, Terbanyak Pekanbaru
-
5 Mobil Bekas 5-7 Seater Dilengkapi Sunroof, Sporty dengan Fitur Premium
-
7 Mobil Bekas untuk Keluarga Kecil: Efisien, Mudah Dikendalikan dan Fungsional