Hal itu disampaikan Taher, saat dinas malam. Malam itu Taher duduk sendiri, temannya Hendri belum tiba. Dia sedang menelepon keluarganya.
Taher menyambut dengan ramah dan menceritakan juga sejak mereka bekerja pada 2018 hingga saat ini, tidak ada burung di taman itu.
Beberapa ekor merpati kini sudah mati juga titipan temannya. Merpati merpati itu mati karena sakit.
“Sempat ada dua perawat burung, laki-laki dan perempuan. Sama seperti kami keduanya dengan gaji honorer. Yang laki laki bernama Johan, sedang yang perempuan saya lupa namanya. Karena tidak ada pekerjaan di sini, mereka dipindahkan ke Tangsi Belanda,” jelas Taher.
Menurut Taher, saat ini yang perempuan bertugas di bagian tiket, yang laki-laki keamanan dan taman.
Dulu, jaring atau belat yang menutupi taman burung ini pernah dicuri orang. Makanya sekarang jaring hanya ada di bagian atas sebagai penutup, sedangkan bagian depan kawat jaring dan bagian belakang di tembok.
“Agar jaring dapat rapi dipasang tiang penyangga setinggi 15 meter di beberapa sisi. Jika dilihat dari jauh taman burung ini, mirip lapangan tenis,” ungkap Taher.
Fasilitas taman burung
Taher lalu menunjukkan di bagian depan kanan taman burung yang tanpa burung itu ada tempat jualan tiket yang kosong, ada musala, toilet dan gudang di sebelah kirinya.
Ditanya kenapa harus dijaga, Taher mengatakan karena dia digaji untuk menjaga itu makanya dilaksanakan.
Taman burung itu berada di Kecamatan Mempura, sekitar 200 meter dari Bundaran Tengku Agung Sultanah Latifah. Jika ditarik lurus dari depan Pos Dishub sebelum jembatan, lebih dekat dan ada jalan setapak di sana.
Sementara jika dari Kantor Bupati sekitar 500 meter. Taman burung berdekatan dengan Kantor Pemadam Kebakaran, berjarak sekitar 50 meter.
Meski hanya berjarak sekitar 50 meter, jalan menuju ke taman burung sebagian belukar sudah menutupi jalan. Petugas hanya membersihkan sekitar taman.
Diketahui, terdapat 9 tiang di taman burung tersebut untuk menyangga jaring-jaring diatas. Jaring penutup yang digunakan juga sama persis dengan jaring yang biasanya nelayan gunakan untuk menangkap ikan.
Tampak usang dan bolong-bolong jaring penutup di taman burung tersebut.
Kontributor : Alfat Handri
Berita Terkait
-
Tentang Tangsi Belanda Siak, Bangunan yang Jadi Situs Sejarah Terpopuler
-
Petang Belimau, Tradisi Mandi Sucikan Diri Sambut Ramadan di Riau
-
Siak Zona Orange, Satgas Covid-19: Tiap Hari Lebih dari 5 Warga Positif
-
Curi TV Ruang Isolasi, Penyintas Covid-19 di Siak Diburu Polisi
-
Siak Bolehkan Warga Gelar Salat Tarawih di Masjid, Ini Syaratnya
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
Terkini
-
4 Orang Satu Keluarga Tewas dalam Kebakaran Ruko di Jalan Nangka Pekanbaru
-
Daftar Jalan di Pekanbaru yang Dilarang Dilintasi Truk: Tak Ada Toleransi!
-
Deretan Perusahaan Diduga Pelaku Karhutla Riau, Ada dari Malaysia
-
Belasan Pasangan Mesum Ketahuan Ngamar di Penginapan Pekanbaru
-
Diserang Harimau, Begini Kondisi Pekerja Akasia di Pelalawan