SuaraRiau.id - Orang-orang terdahulu tidak asing dengan lagu yang dibawakan penyanyi kondang Iyeth Bustami. Lagu berjudul Laksamana Raja di Laut.
Ya, Laksamana merupakan gelar sekaligus titah dari Kerajaan Siak untuk menjaga pesisir pantai Selat Malaka.
Penyanyi tersohor asal Kabupaten Bengkalis itu membawakan lagu tersebut, sekaligus mengenalkan kepada khalayak tentang sejarah Laksamana Raja di Laut dari kampung halamannya.
Konon Datuk/Encik Ibrahim merupakan Datuk Laksamana Raja di Laut I yang berkuasa pada tahun 1767 M-1807 M. Ada empat datuk yang memerintah di Bukit Batu, tiga penerusnya adalah Datuk Khamis, Datuk Abdullah Shaleh dan Datuk Ali Akbar. Mereka digelari Datuk Laksamana II sampai IV.
Baca Juga: Hore! 1.798 Guru di Kepulauan Riau Diusulkan Jadi PPPK
Datuk Laksamana merupakan pembesar kerajaan Siak yang semula bermukim di Bengkalis, kemudian memindahkan lokasi pemerintahannya ke Bukit Batu.
Dalam sejarahnya, Laksamana Raja di Laut merupakan keturunan bugis dan melayu, dimana Daeng Tuagik, anak dari Sultan Wajok yang kawin dengan anak Datuk Bandar Bengkalis, Encik Mas (seorang perempuan yang berkuasa di pulau Bengkalis).
Daeng Tuagik ketika menikahi Encik Mas telah berjanji untuk tidak memakai gelar Bangsawan Bugis bagi keturunannya. Dari perkawinannya ia mendapat seorang anak yang bernama Datuk Bandar Jamal (1720-1767) yang kelak menggantikan ibunya sebagai penguasa Bengkalis.
Konon Datuk/Encik Ibrahim disebut-sebut Datuk Laksamana Raja Di Laut I yang berkuasa pada tahun 1767 M-1807 M. Ada empat datuk yang memerintah di Bukit Batu, tiga penerusnya adalah Datuk Khamis, Datuk Abdullah Shaleh dan Datuk Ali Akbar (1908-1928). Mereka digelari Datuk Laksamana II sampai IV.
Rumah Datuk Laksamana di Laut IV, Laksamana Ali Akbar terletak Di Desa Sukajadi, sekitar 35 kilometer dari Kota Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis. Rumah peninggalan Laksamana seperti rumah adat atau rumah tradisi di Riau. Berbentuk panggung dengan motif-motif melayu dibeberapa ornamen bangunannya.
Baca Juga: Masih Pandemi, Kemendagri Tolak Usulan Perjalanan Dinas DPRD Riau ke Eropa
Banyak kisah-kisah mistis yang diungkapkan oleh warga setempat, terutama harimau jadi-jadian, buaya penunggu dan lain-lain. Ini terkait sumpah selama 100 tahun yang keramat. Nilai mistisnya menjadi penarik sekaligus faktor hambat bagi sebagian orang yang penasaran dengan makam Laksamana Raja Di Laut.
Tidak jauh dari rumah Laksamana Raja di Laut, akan terlihat dua makam Datuk penguasa laut. Yakni Laksamana III dan Laksamana IV. Kedua Makam ini terletak di belakang Masjid Jami’ Al Haq. Mesjid tua peninggalan para Laksamana dulunya.
Ditemui SuaraRiau.id baru-baru ini, penjaga makam, Rustam mengatakan bahwa banyak sejarah lampau tentang kejayaan kerajaan Siak terdahulu, Laksmana Raja di Laut merupakan penjaga pesisir pantai Selat Malaka.
Lokasi makamnya kini menjadi situs sejarah ramai dikunjungi wisatawan untuk berziarah ataupun hanya sekedar melihat-lihat saja.
Rustam menyebut, tempat sejarah ini biasanya ramai kunjungan pada hari-hari libur.
"Kalau hari biasa kunjungan sepi, tapi biasanya akhir pekan atau hari libur ramai. Pengunjung biasa berasal dari luar daerah ini," kata Rustam.
Di lokasi, ia juga menunjukan tempat-tempat bersejarah lainnya. Termasuk rumah peninggalan Laksmana Raja di Laut yang lokasinya tak jauh dari makam tersebut.
Di rumah itu, ditempati oleh ahli waris. Arsitektur bangunan Melayu tersebut sudah pernah di renovasi, namun sebagian ornamen kayu yang dipakai bangunan itu masih asli.
Di halaman depan juga terdapat meriam yang digunakan masa kejayaan kerajaan Siak dahulu. Rustam menjelaskan satu persatu lokasi dan makna dari situs bersejarah tersebut.
Sebagai warga, ia ingin lokasi ini bisa dikenal khalayak sebagai situs sejarah, bahwa dahulu perjuangan kerajaan dalam mempertahankan kedaulatan sangat menantang.
"Kalau harapan, kita ingin sejarah ini dikenal luas bagi generasi penerus," tuturnya.
Kontributor : Panji Ahmad Syuhada
Berita Terkait
-
Riau Jadi Provinsi Kedua Tertinggi Terjadi PHK
-
Alam Mayang Pekanbaru, Destinasi Liburan Keluarga yang Wajib Dikunjungi!
-
Banjir Terjang Pekanbaru, Rumbai Terparah, Ribuan Warga Mengungsi
-
Riau 20, Rekomendasi Tempat Bukber dengan Suasana Cozy di Bandung
-
Menapaki Rumah Singgah Tuan Kadi, Warisan Sejarah di Tepian Sungai Siak
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
Terkini
-
Omzetnya Kini Ratusan Juta, Ini Sukses Kisah Andara Cantika Indonesia Berkat BRI
-
Jalan Lobak yang Amblas Diperbaiki, Dishub Pekanbaru Terapkan Rute Satu Arah
-
Diusut Polda Sejak Juni 2024, Apa Kabar Kasus SPPD Fiktif di DPRD Riau?
-
Lurah di Pekanbaru Dibebastugaskan usai Terjerat Kasus Minta THR ke Pedagang
-
Harta Kekayaan Muhammad Isa Lahamid, Ketua DPRD Pekanbaru Komentari Mobil Dinas Alphard