Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 27 November 2020 | 12:17 WIB
Kapitra Ampera [suara.com/Nikolaus Tolen]

SuaraRiau.id - Kapitra Ampera menginginkan penegak hukum menindak pihak-pihak yang melanggar hukum, meskipun si pelanggar merupakan seorang tokoh ulama.

Politisi PDI Perjuangan ini menyatakan, publik saat ini sudah bosan dengan politisasi agama. Oleh karena itu, menurutnya, harus ada langkah konkret terhadap pelanggar hukum.

"Kalau dia melanggar hukum tindak, meskipun dia ulama. Tapi kalau tidak salah dia harus dilindungi," jelasnya di Pekanbaru, Kamis (26/11/2020).

Ia pun berharap agar ulama jangan mengklaim diri sebagai keluarga nabi. Sebab nabi dan keturunannya memiliki keistimewaan.

Sedangkan, katanya, ulama sama seperti manusia pada umumnya, tidak lepas dari kekeliruan.

"Nabi ketika salah langsung dikoreksi oleh Allah. Ulama siapa yang ngoreksi? Kita yang koreksi," jelas mantan pengacara Habib Rizieq Shihab tersebut.

Terkait ramainya pendukung Habib Rizieq Shihab yang melakukan penjemputan di bandara, dan spontanitas massa menyambut imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq, Kapitra menyebut hal tersebut bukan gambaran umum dari dukungan masyarakat.

"Kita juga harus melihat silent majority yang menunjukan kebosanannya selama beberapa tahun lantaran ketidak tegasan pada kondisi ini," terang bekas pengacara Ustaz Abdul Somad itu.

Untuk diketahui, kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air menjadi perhatian publik. Ditambah lagi sejumlah kegiatan Habib Rizieq mendapat sorotan lantaran menimbulkan kerumunan yang melanggar protokol kesehatan.

Load More