- Sekda Riau mengingatkan pihak terkait siap siaga bencana hidrometeorologi.
- Syahrial Abdi menekankan bahwa posko bencana di setiap kabupaten/kota.
- Sejumlah wilayah di Riau memasuki periode cuaca ekstrem dan puncak hujan.
SuaraRiau.id - Provinsi Riau saat ini memasuki periode cuaca ekstrem dan puncak musim hujan. Terdapat 93 kecamatan dan 170 desa rawan banjir, serta 23 kecamatan dan 36 desa rawan longsor.
Sekda Riau, Syahrial Abdi, mengingatkan seluruh jajaran pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
"Pelaporan situasi bencana harus dilakukan secara real-time berjenjang kepada Pemerintah Provinsi. Koordinasi harus berjalan cepat tanpa hambatan birokrasi. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama," katanya, Kamis (18/12/2025).
Dengan status siaga darurat bencana hidrometeorologi, menuntut kesiapsiagaan maksimal dari seluruh pihak terkait. Ia menekankan bahwa posko bencana di setiap kabupaten/kota harus aktif 24 jam.
"Apel kesiapsiagaan harus segera dilaksanakan, terutama di daerah yang berulang kali mengalami genangan dan longsor," ujarnya.
Selain itu, normalisasi sungai, perbaikan tanggul, dan pengawasan titik rawan drainase menjadi prioritas utama.
Syahrial meminta Dinas PUPR menyiagakan alat berat di titik-titik kritis agar mitigasi dapat dilakukan lebih cepat.
Koordinasi dengan PLTA Koto Panjang terkait Early Warning System banjir juga ditekankan agar masyarakat mendapatkan peringatan dini secara efektif.
Dia menambahkan, penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT) harus cepat dan tepat sasaran sesuai mekanisme penanganan darurat.
BMKG memperkirakan curah hujan akan meningkat pada dasarian kedua hingga ketiga Desember, khususnya di Kampar, Rokan Hulu, Pelalawan, dan Kota Pekanbaru.
Sekda juga menekankan, percepatan langkah mitigasi harus dilakukan sebelum bencana benar-benar terjadi.