- BNN mulai membangun SPPG yang merupakan dapur MBG
- Kepala BNN menghubungkannya dengan upaya rehabilitasi
- Penyalahguna narkoba bisa menjadi pekerja di SPPG
SuaraRiau.id - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mulai dibangun Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai terobosan yang menghubungkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan upaya rehabilitasi sosial bagi mantan penyalahguna narkoba.
Menurut Kepala BNN Komjen Pol Suyudi Ario Seto, SPPG bukan hanya soal distribusi makanan sehat, namun juga strategi memulihkan mereka yang pernah terjerat narkotika agar kembali produktif.
"Mereka bisa menjadi bagian pekerja di SPPG, sehingga tidak terjerumus lagi," ujarnya di Padarincang, Kabupaten Serang, Rabu (24/9/2025), dikutip dari Antara.
Suyudi menjelaskan, BNN terlalu lama dikenal dengan pendekatan represif, padahal tugas mulia lainnya adalah pencegahan, rehabilitasi, dan pemberdayaan.
"Saudara-saudara kita yang terkena narkotika jangan dijadikan musuh, tapi diberi semangat agar bisa kembali ke jalan benar," sebutnya.
SPPG yang dioperasikan bersama BNN daerah melibatkan 50 pekerja, mampu mengolah hingga 4.000 porsi makanan per hari. Sebagian diantaranya mantan penyalahguna yang telah menjalani asesmen kesehatan.
"Program MBG ini harus kita dukung bersama, namun pelaksanaannya juga perlu diawasi agar tepat sasaran," ucapnya.
Suyudi menyebut program MBG sudah memberi asupan gizi kepada 82,9 juta siswa, balita, dan ibu hamil.
Ia menekankan, keberlanjutan program tersebut akan menentukan kualitas generasi menuju Indonesia Emas 2045.
"Generasi bangsa harus sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi," tegas Suyudi.
Selain pemenuhan gizi, BNN melihat SPPG sebagai ruang pemulihan holistik yakni pemulihan fisik lewat makanan sehat, sekaligus pemulihan sosial dengan pemberdayaan kerja.
"SPPG ini menjadi bentuk nyata komitmen kami memperkuat kehadiran di tengah masyarakat," terang Suyudi.
Ia juga mengapresiasi dukungan Pemprov Banten yang menyediakan lahan bagi fasilitas rehabilitasi.
Namun, Suyudi mengingatkan bahwa kunci keberhasilan bukan hanya infrastruktur, melainkan pengelolaan sumber daya manusia.
"Yang terpenting bukan hanya fisik, tapi juga bagaimana mengelolanya," katanya.