Riau Menuju Smartprovince, Gaungkan Literasi Digital Kedepankan Nilai Melayu

Ditambah lagi, Komdigi membuat regulasi ketat untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif dunia digital.

Eko Faizin
Sabtu, 03 Mei 2025 | 08:12 WIB
Riau Menuju Smartprovince, Gaungkan Literasi Digital Kedepankan Nilai Melayu
Literasi Digital Milenial dengan tema Menyongsong Riau Smartprovince yang digelar Relawan TIK Riau di Pekanbaru, Jumat (2/5/2025). [Dok RTIK Riau]

SuaraRiau.id - Sejumlah kaum milenial dan orangtua mengikuti acara Literasi Digital Milenial dengan tema Menyongsong Riau Smartprovince yang digelar Relawan Teknologi Informatika Komunikasi (TIK) Riau di Pekanbaru, Jumat (2/5/2025) malam.

Gelaran yang diselenggarakan di sebuah kafe kawasan Jalan Sudirman ini mengundang Gubernur Riau Abdul Wahid, Ketua TP PKK Riau Henny Sasmita dan Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan.

Pegiat internet, Amriyadi Bahar menjelaskan jika literasi digital harus berpedoman pada empat pilar literasi digital yang disingkat CABE yakni Cakap digital, Aman di media digital, Budaya digital dan Etika. Hal itu agar tidak menjadi bagian dari persebaran kabar bohong atau hoaks.

"Menggunakan internet harus beretika dan bertanggung jawab. Apalagi kita tinggal di Riau yang mengedepankan nilai-nilai Melayu," ucap narasumber ini.

Baca Juga:Agar Bhabinkamtibmas Riau Makin Cakap Digital, Kemenkominfo Gelar Literasi Digital

Pada kesempatan yang sama, Ketua RTIK Riau Ary Sandy menyatakan, sengaja melibatkan kaum milenial, mahasiswa, komunitas hingga orangtua agar tahu mengikuti perkembangan digital.

Ditambah lagi, Komdigi membuat regulasi ketat untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif dunia digital.  Peraturan Pemerintah (PP) bernama PP Tunas tersebut disahkan Presiden Prabowo Subianto pada Jumat 28 Maret 2025 lalu.

"Iya, salah satunya mengenai batas usia anak dalam mengakses platform digital," kata Ary dalam sambutannya.

Pembatasan penggunaan platform digital berguna untuk menjauhkan anak dari paparan konten berbahaya sejak dini.

"Regulasi tersebut nantinya bukan bermaksud menjauhkan anak dari teknologi, melainkan agar mereka bisa menggunakannya secara aman dan produktif," ungkap Ary.

Baca Juga:Kapolda Riau Buktikan Dukung RTIK, Ribuan Bhabinkamtibmas Ikuti Workshop Literasi Digital

Hisyam Setiawan pada paparan sebagai narasumber, menyatakan sebagian besar wilayah Riau telah terlayani jaringan internet, namun masih terdapat desa-desa yang belum memiliki akses memadai.

"Sebagian besar wilayah Riau telah terlayani jaringan internet, namun masih terdapat desa-desa yang belum memiliki akses memadai.

Di sisi lain, wilayah pesisir dan pedalaman di Riau masih mengalami keterbatasan akses internet lantaran belum memadainya infrastruktur digital.

Menurut Ketua Komisi Penyiaran (KPID) Riau ini, pemerintah daerah harus turut serta mendukung baik secara fisik maupun regulasi.

"Pengembangan infrastruktur melalui program pemerintah tingkat desa, kab/kota, provinsi dan kerja sama dengan penyedia layanan internet," tutur Hisyam.

Perlu diingat, Riau pada 2024 masuk dalam 10 provinsi yang paling banyak menggunakan internet. Daerah berjuluk Bumi Lancang Kuning tersebut berada di posisi ke-sembilan dengan persentase pengguna internet sebanyak 82,49 persen.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Riau, Mimi Yuliani Nazir mewakili Gubernur Abdul Wahid menilai jika Literasi Digital Milenial sangat bagus karena mengundang orangtua dan generasi milenial.

Mimi menyatakan gerakan literasi digital yang diadakan RTIK Riau membantu masyarakat, terutama generasi muda dalam menggunakan internet.

Diketahui, talkshow Literasi Digital Milenial dihadiri perwakilan Ketua TP PKK Riau Henny Sasmita, sejumlah jajaran Polda Riau, akademisi, duta putra-putri kampus hingga komunitas.

Hadir juga Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak) Prof Dr Junaidi PhD, Direktur Politeknik Caltex Riau (PCR) Dr Dadang Syarif Sihabudin Sahid dan Ketua Yayasan PCR Akson Bramantyo.

Tentang Relawan TIK

Relawan TIK (RTIK) Indonesia merupakan rumah besar aktivis, pegiat, pemerhati dan pelaku Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia, organisasi sosial kemasyarakatan bersifat nirlaba, independen, philantropis dan mandiri sebagai upaya untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan bagi anggotanya dan masyarakat luas.

Relawan TIK merupakan komunitas di naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), atau sekarang lebih dikenal sebagai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Relawan TIK dirintis sejak tahun 2008, sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi berbagai unsur pemangku kepentingan untuk mewujudkan masyarakat informasi Indonesia, oleh Bambang Soeprijanto selaku Direktur Pemberdayaan Informatika pada waktu itu,  simpul-simpul pertemuan, komunikasi dan koordinasi terus menggeliat.

Pengorganisasian Relawan TIK dimaksudkan sebagai upaya terpadu dan lintas sektoral untuk mengoptimalkan peran serta, kontribusi dan pemahaman para pakar, praktisi dan akademisi yang menguasai pemanfaatan Tik bagi kemajuan bangsa dan kemaslahatan masyarakat.

Relawan ini juga memiliki komitmen dan perhatian yang tinggi bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Organisasi Relawan TIK diharapkan hadir di daerah, perdesaan perkotaan dan Kawasan perbatasan. Salah satu upayanya adalah memobilisasikan potensi masyarakat yang memiliki kesempatan, kemauan dan kemampuan pengelolaan manfaat TIK dari berbagai lapisan dan golongan untuk menaruh kepedulian atas keperluan bangsa Indonesia dalam mengatasi kesenjangan digital.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini