Ratusan karyawan bus TMP pernah mogok kerja
Pengelolaan bus TMP kerap menjadi sorotan masyakarat. Pada 2022, ratusan karyawan angkutan massa bernaung di bawah perusahaan PT Trans Pekanbaru Madani (TPM), melakukan aksi mogok kerja.
Langkah tersebut dilakukan karena dipicu karyawan belum menerima gaji selama enam bulan terakhir. Mereka melakukan mogok selama seminggu.
"Sebenarnya kami tak ingin seperti ini, tapi seluruh karyawan menuntut agar gaji dibayarkan terlebih dahulu, baru mereka mau bekerja lagi. Kalau tidak dibayarkan, ya karyawan tetap tidak mau bekerja," kata Direktur PT TPM Azmi kala itu.
Baca Juga:Pajak untuk Bangun Kota, Wawako Pekanbaru Minta Warga Tunaikan Kewajibannya
Azmi mengatakan, dengan mogoknya seluruh karyawan PT TPM ini maka pelayanan transportasi umum menggunakan bus pemerintah tersebut terhenti.
"Kami tak bisa berbuat banyak karena para karyawan yang mogok kerja telah berakibat pada terhentinya layanan transportasi umum," ujar dia.
Azmi mengungkapkan, selama tahun 2021, Pemkot Pekanbaru masih tetap memberikan subsidi kepada PT Trans Pekanbaru Madani.
Akibat belum cairnya subsidi tersebut, maka pembayaran operasional bagi karyawan dan perawatan bus TMP menjadi terganggu.
"Sebenarnya saya sulit menjelaskan ini ke media, tetapi inilah yang sebenarnya terjadi, lebih kurang 6 bulan yang belum dibayarkan. Tapi Juli dan Agustus ini sudah dibayarkan setengahnya, total yang belum dibayarkan mencapai Rp5 miliar lebih," ungkap Azmi.
Baca Juga:Warga Pekanbaru Tetap Buru Emas Batangan Meski Harga Meroket
Dirinya berharap, Pemkot Pekanbaru bisa mencarikan solusi agar pelayanan bus TMP kembali bisa berjalan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat Pekanbaru.
"Secara pribadi saya sudah berkoordinasi dengan pejabat di Dishub Pekanbaru termasuk dengan pimpinan, berhubung ini masa transisi, maka tetap melakukan koordinasi," tegas Azmi. (Antara)