Kolaborasi PHR Kembangkan Bandar Bakau Dumai, Kafe dan Homestay Jadi Magnet Wisatawan

Awalnya, kawasan Bandar Bakau hanyalah hutan mangrove biasa.

Eko Faizin
Senin, 23 Desember 2024 | 15:15 WIB
Kolaborasi PHR Kembangkan Bandar Bakau Dumai, Kafe dan Homestay Jadi Magnet Wisatawan
Kafe dan homestay KUB Redam Piloe yang berlokasi di Bandar Bakau Dumai. [Dok PHR]

SuaraRiau.id - Di pesisir Kota Dumai, dimana hiruk pikuk industri dengan keindahan alam pesisir berpadu, sebuah kisah inspiratif tengah berkembang.

Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah membuahkan hasil yang baik, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan mangrove Bandar Bakau Dumai.

Melalui program ini, sekelompok masyarakat dan anak muda pecinta alam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Redam Piloe telah berhasil mentransformasi kawasan tersebut menjadi sebuah destinasi wisata edukasi yang menarik.

Dengan modal semangat juang yang tinggi dan dukungan dari PHR bersama mitranya Rimba Satwa Foundation (RSF), mereka berhasil membangun 2 kafe dan 1 homestay yang unik dan nyaman berada di hutan bakau secara swadaya. Ketiga bangunan ini bukan sekadar tempat untuk bersantai, melainkan juga cerminan dari kreativitas dan kemampuan mereka dalam mengelola usaha yang kini menjadi lokasi edukasi.

Baca Juga:HUT ke-6, Pertamina Hulu Rokan Siap Sambut Tantangan Masa Depan

Awalnya, kawasan Bandar Bakau hanyalah hutan mangrove biasa. Namun, berkat program TJSL PHR, kawasan ini kini menjadi pusat edukasi.

Penanggungjawab Kelompok Tani Hutan (KTH) Bandar Bakau Dumai, Darwis Mohd Saleh dan Vicky Abdurahman sebagai warga setempat sekaligus ketua KUB Redam Piloe yang menggerakan pemuda sekitar telah berperan penting, mereka merupakan salah satu tokoh kunci kelestarian Bandar Bakau Dumai. Mereka bersama para pemuda tersebut terus merawat dan menjadikan lokasi hutan mangrove itu asri dan terjaga.

PHR berperan penting dalam membangun infrastruktur dasar seperti jalur tracking dan sarana toilet, serta memberikan bantuan berupa satu set mesin kopi untuk KUB Redam Piloe. Meski demikian, ide kreatif dan semangat kewirausahaan anak muda inilah yang menjadi kunci keberhasilan.

"Kami melihat potensi besar dari kawasan ini. Dengan dukungan PHR, kami bisa mewujudkan mimpi kami untuk membangun tempat yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar," ujar Vicky Abdurrahman, pemuda penggerak KUB Redam Piloe.

Kafe dan homestay yang dibangun oleh anak-anak muda ini menawarkan pengalaman yang berbeda bagi pengunjung. Selain menikmati keindahan alam mangrove, pengunjung juga bisa belajar tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Baca Juga:Kolaborasi Informasi Cuaca dengan BMKG, PHR Siap Produktif di Berbagai Kondisi

Kafe-kafe ini menyajikan menu-menu yang kekinian, sementara homestay menyediakan akomodasi yang nyaman bagi para wisatawan yang ingin menginap di pesisir pantai, harga yang ditawarkan pun terbilang terjangkau yakni Rp300.000/malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini