Santri Korban Dugaan Perundungan Senior di Kampar Alami Memar Otak hingga Depresi

Dokter mendiagnosis FAS mengalami memar pada otak.

Eko Faizin
Rabu, 04 September 2024 | 19:11 WIB
Santri Korban Dugaan Perundungan Senior di Kampar Alami Memar Otak hingga Depresi
Ilustrasi bullying di ponpes. [Freepik/rawpixel.com]

SuaraRiau.id - Kasus dugaan bullying (perundungan) menimpa seorang santri pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Kampar. Korban FAS (13) diduga mendapat kekerasan dari kakak kelasnya pada 31 Juli 2024.

Ibu korban, Shinta mengungkap kronologi anaknya mendapat perundungan oleh senior di asrama ponpes tersebut. Awalnya sang putra bermain tirai sebelum salat.

"Kejadian bermula saat anak saya sedang bermain tirai dengan adik kelasnya sebelum salat zuhur. Tiba-tiba, seorang kakak kelas menegurnya, dan kemudian datang pelaku R dari asrama masjid yang langsung menendang anak saya," jelasnya dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Rabu (4/9/2024).

Menurut Shinta, putranya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat dugaan kekerasan itu. Ibu korban menyebut sekitar 10 orang santri yang merupakan kakak kelas melakukan kekerasan terhadap sang putra.

Baca Juga:Jalan Lintas Riau-Sumbar di Kampar Longsor, Terapkan Buka Tutup

Korban bullying FAS sempat lari dari kejaran kelompok santri tersebut.

"Sekitar 10 orang kakak kelas mendekati dan menantang anak saya. Salah satu dari mereka, pelaku A, kemudian memukul kepala anak saya hingga ia terjatuh dan diinjak-injak oleh pelaku lainnya," cerita Shinta.

Dokter mendiagnosis FAS mengalami memar pada otak sehingga harus dirawat secara intensif selama di Aulia Hospital sejak 1 hingga 3 Agustus 2024.

Shinta menuturkan jika sang anak mengalami trauma berat hingga depresi. Korban bahkan berhalusinasi hingga ingin menyakiti diri sendiri.

Berdasarkan saran dari psikolog UPT PPA Kampar, FAS kini harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan untuk memastikan kondisi kejiwaannya.

Baca Juga:Polisi Usut Dugaan Penganiayaan Santri oleh Oknum Pengajar di Ponpes Kampar

"Psikolog menyarankan agar kami segera memeriksakannya ke psikiater, karena jika terlambat, dampaknya akan semakin buruk," sebut Shinta.

Shinta pun telah melaporkan kasus ini ke Polda Riau dan berharap pelaku yang melakukan bullying disertai kekerasan terhadap anaknya segera ditangkap.

Sementara itu, Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Riau, AKBP Sepuh Siregar, mengonfirmasi bahwa penyelidikan masih berjalan.

"Kami sedang melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan dari para saksi. Pemanggilan terhadap para terlapor juga telah diagendakan," ujar Sepuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak