SuaraRiau.id - Musibah menimpa dua pemotor wanita ketika melintasi jembatan alternatif parit 16 Kecamatan Reteh Pulau Kijang, Indragiri Hilir (Inhil) pada Minggu 30 Juni 2024.
Kedua emak-emak itu terjatuh dari jembatan yang terbuat dari batang kelapa serta papan. Jembatan tersebut terpaksa dilalui masyarakat lantaran merupakan satu-satunya penghubung antara Desa Pulau Kecil ke Pulau Kijang.
Menurut Kabid Advokasi Sosial dan HAM PB HIPPMIH, Syarif Hidayatullah, hampir 4 tahun warga merasakan dampak mangkraknya pembangunan jembatan tersebut.
"Hingga sekarang tidak ada kepastian dari mangkraknya pembangunan jembatan. Padahal jembatan tersebut adalah jalur utama keluar masuk dan arus perekonomian masyarakat," ujar Syarif kepada Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Senin (1/7/2024).
Baca Juga:Pria dari Indragiri Hilir Nekat Naik Sepeda Ingin Temui Prabowo di Jakarta
Dia mengungkapkan jika akibatnya ongkos barang dan bahan baku naik sehingga semakin menyulitkan masyarakat.
"Selama jembatan itu dibuat seadanya tanpa mempertimbangkan keselamatan, selama itu pula penderitaan masyarakat akan terus dirasakan," tuturnya.
Syarif menyampaikan jika Pemkab Indragiri Hilir hanya mengumbar janji tanpa aksi, sama saja mempermainkan harapan warga.
"Ibarat manusia keadaan Kecamatan Reteh saat ini dapat dikatakan komplikasi. Pemerintah hari ini harus cepat tanggap. Bukan janji manis dalam merancang angan-angan tanpa tau pasti arah tujuan," tegas dia.
Baca Juga:Emak-emak di Pekanbaru Bawa Kabur Motor Teman Kencan, Sempat Ngamar