UAS Kenang Teman-teman Sekolah, dari Paling Cerewet hingga yang Suka Bolos

UAS juga mengingat teman-temannya yang memiliki kriteria tertentu yang masih diingatnya.

Eko Faizin
Jum'at, 22 Desember 2023 | 17:04 WIB
UAS Kenang Teman-teman Sekolah, dari Paling Cerewet hingga yang Suka Bolos
Ustaz Abdul Somad. [Dok Humas Pemkab Bengkalis]

SuaraRiau.id - Ustaz Abdul Somad (UAS) mengisahkan pengalamannya saat menimba ilmu di Madrasah Ibtidaiyah (MI) belum lama ini.

Melalui unggahan Instagramnya, Jumat (22/12/2023), UAS bercerita tentang teman-teman masa kecilnya.

Pada 1988, UAS bercerita, dirinya pindah dari Madrasah Ibtidaiyah Daar Al Uluum Kisaran ke SD al-Washliyah Kisaran. Saat itu, UAS sudah kelas empat SD, sehingga dirinya cukup mengingat peristiwa tersebut.

UAS mengenang, wali kelasnya saat itu bernama Bu Ros, yang akan mencubitnya saat dirinya membuat teman-temannya tertawa dan membuat kelas menjadi ribut.

UAS juga mengingat teman-temannya yang memiliki kriteria tertentu yang masih diingatnya. Mulai dari yang paling rajin, hingga yang paling pendiam.

"Kawanku yang paling diam namanya Aswad. Yang paling cerewet Nina, tak ada orang mau satu kelompok dengan dia. Yang paling kecil Iwan. Paling besar Suhaimi. Paling rajin Gunawan, aku suka melihat catatannya. Paling bau kencing Anwar. Si Juliandri selalu diantar ayahnya, ditunggu di depan pintu kelas, karena Juliandri paling sering cabut," ungkap UAS di unggahan tersebut.

UAS juga menceritakan saat dirinya mewakili sekolahnya dalam lomba adzan dan membaca Alquran. Saat itu, sekolahnya terus meraih juara bertahan selama tiga tahun berturut-turut pada 1988-1990.

"Kami dibawa ke Kantor P&K. Kepala Dinas waktu itu Pak Mander Rambe namanya. Pagi-pagi aku jalan kaki dari Gang Timah depan stasiun kereta api ke arah Masjid al-Hidayah. Belok kanan jalan Mas Mansyur. Ada gang kecil ke kanan, masuk ke SD al-Washliyah Kisaran," kenang UAS.

Pada unggahan tersebut, UAS juga menyampaikan bahwa sekolah masa kecilnya itu kini tengah mengalami sebuah permasalahan. Gang yang biasanya dilalui untuk menuju sekolah hendak dijual oleh sang pemilik lahan.

"Selasa 19 Desember lalu Bu Rusdah HK kepala sekolahku, Bu Diah wali kelasku datang bersama guru-guru dan komite satu bis. Mereka mengadu, gang itu ternyata punya orang, bukan jalan umum. Mau dijual. Kalau mau tetap bisa akses masuk," terang UAS.

Untuk itu, pihak sekolah harus membeli lahan tersebut seukuran satu ruko dengan harga yang cukup tinggi, yaitu sebesar Rp800 Juta.

Untuk itu, UAS meminta bantuan para jamaahnya untuk memberikan donasi bagi sekolah masa kecilnya, SD Al-Washliyah Kisaran agar para siswa dan guru tetap bisa melalui gang kecil itu dan melanjutkan kegiatan pendidikan.

"Aku mengajak Bapak, Ibu, Adik, Kakak Jamaah dan sahabat untuk bersama membeli satu ruko itu supaya adik-adik kelasku di SD al-Washliyah bisa tetap lewat di situ," imbuh UAS.

Unggahan ini menuai berbagai komentar dari warganet. Salah satunya disampaikan @lia*** yang kagum dengan UAS yang tak melupakan teman dan guru masa kecilnya.

"Maasya Allah.. keren pak ustadz tidak melupakan teman2 dan guru2 dari SD luar biasa," tulisnya di kolom komentar.

"Pasti guru-guru dari tuan guru sangat bangga dengan tuan guru," imbuh @yun***.

Selain itu, banyak juga warganet yang mendoakan agar permasalahan ini segera dapat diselesaikan. Salah satunya disampaikan oleh @san***.

"Semoga Allah mudahkan pembebasan lahan untuk jalan masuk SD," uajr @san***.

"Semoga lekas terqobul hajat pars Guru dan adik2 SD al Whasiliyah 08 Kisaran," imbuh @bag***.

Kontributor : Anggun Alifah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini