SuaraRiau.id - Ustaz Abdul Somad (UAS) mengisahkan pengalamannya saat menimba ilmu di Madrasah Ibtidaiyah (MI) belum lama ini.
Melalui unggahan Instagramnya, Jumat (22/12/2023), UAS bercerita tentang teman-teman masa kecilnya.
Pada 1988, UAS bercerita, dirinya pindah dari Madrasah Ibtidaiyah Daar Al Uluum Kisaran ke SD al-Washliyah Kisaran. Saat itu, UAS sudah kelas empat SD, sehingga dirinya cukup mengingat peristiwa tersebut.
UAS mengenang, wali kelasnya saat itu bernama Bu Ros, yang akan mencubitnya saat dirinya membuat teman-temannya tertawa dan membuat kelas menjadi ribut.
UAS juga mengingat teman-temannya yang memiliki kriteria tertentu yang masih diingatnya. Mulai dari yang paling rajin, hingga yang paling pendiam.
"Kawanku yang paling diam namanya Aswad. Yang paling cerewet Nina, tak ada orang mau satu kelompok dengan dia. Yang paling kecil Iwan. Paling besar Suhaimi. Paling rajin Gunawan, aku suka melihat catatannya. Paling bau kencing Anwar. Si Juliandri selalu diantar ayahnya, ditunggu di depan pintu kelas, karena Juliandri paling sering cabut," ungkap UAS di unggahan tersebut.
UAS juga menceritakan saat dirinya mewakili sekolahnya dalam lomba adzan dan membaca Alquran. Saat itu, sekolahnya terus meraih juara bertahan selama tiga tahun berturut-turut pada 1988-1990.
"Kami dibawa ke Kantor P&K. Kepala Dinas waktu itu Pak Mander Rambe namanya. Pagi-pagi aku jalan kaki dari Gang Timah depan stasiun kereta api ke arah Masjid al-Hidayah. Belok kanan jalan Mas Mansyur. Ada gang kecil ke kanan, masuk ke SD al-Washliyah Kisaran," kenang UAS.
Pada unggahan tersebut, UAS juga menyampaikan bahwa sekolah masa kecilnya itu kini tengah mengalami sebuah permasalahan. Gang yang biasanya dilalui untuk menuju sekolah hendak dijual oleh sang pemilik lahan.
"Selasa 19 Desember lalu Bu Rusdah HK kepala sekolahku, Bu Diah wali kelasku datang bersama guru-guru dan komite satu bis. Mereka mengadu, gang itu ternyata punya orang, bukan jalan umum. Mau dijual. Kalau mau tetap bisa akses masuk," terang UAS.
- 1
- 2