Dinas Pendidikan Pekanbaru Larang Siswa Main Lato-lato di Sekolah: Berbahaya

Apalagi bermain lato-lato ini bisa mengganggu proses belajar mengajar karena suaranya yang juga bising.

Eko Faizin
Jum'at, 13 Januari 2023 | 08:51 WIB
Dinas Pendidikan Pekanbaru Larang Siswa Main Lato-lato di Sekolah: Berbahaya
ilustrasi lato-lato. [Dok. Pribadi/FaridaHasanatul]

SuaraRiau.id - Permainan lato-lato kini sedang digandrungi kalangan anak-anak. Seiring berjalannya waktu, permainan asal Amerika Serikat itu disebut berbahaya.

Sejumlah imbauan dilakukan sejumlah Dinas Pendidikan di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Kota Pekanbaru melarang anak-anak membawa lato-lato ke sekolah.

Larangan tersebut masih disampaikan Dinas Pendidikan Pekanbaru secara lisan dalam setiap pertemuan dan hingga kini belum sampai pada taraf mengeluarkan Surat Edaran (SE), yang mungkin dilakukan jika diperlukan.

"Dimana ada pertemuan, saya sudah menyampaikan kepada kepala sekolah untuk melarang siswa-siswa bermain lato-lato di sekolah, kalau SE memang belum ada," kata Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Abdul Jamal dikutip dari Antara, Kamis (12/1/2023).

Ia mengatakan, alasan pelarangan itu dikarenakan sekolah bukanlah tempat bermain namun tempat belajar. Apalagi bermain lato-lato ini bisa mengganggu proses belajar mengajar karena suaranya yang juga bising.

"Sudah kita sampaikan juga bahwa memang permainan ini juga kan berbahaya. Guru-guru pasti juga sudah menyampaikan hal ini kepada siswa-siswanya. Kita tak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ungkap dia.

Jamal mengimbau, tak hanya kepada sekolah saja, namun orang tua juga diminta mengawasi permainan ini. Karena anak-anak banyak bermain di rumah juga.

"Kita juga butuh perhatian dari orang tua, kalau memang ini membahayakan orang tua tolong ingatkan anaknya. Tapi yang jelas kalau kita jaminannya di sekolah kalau jam belajar tak boleh bermain. Jangankan main lato-lato, bermain lainnya juga tak boleh kalau waktunya belajar," ujarnya.

Namun meski demikian diakui Jamal, permainan ini membuat anak-anak kembali berinteraksi lagi dengan temannya. Padahal, anak-anak sebelumnya sangat terfokus pada gadget.

"Karena selama ini kita tengok anak-anak kita ini sibuk dengan gadget aja, android, game. Jadi ada juga segi positifnya, saya lihat di mana-mana, pekarangan rumah, itu sudah mulai keluar anak itu bermain. Jadi berinteraksi lah dengan teman-teman," tegas Jamal. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini