Terkuak, Penyebab Gajah Hamil Mati di Area Konsesi Bengkalis karena Diracun

Ia mengemukakan bahwa racun yang menyebabkan gajah mati itu diduga berasal dari buah nanas.

Eko Faizin
Kamis, 25 Agustus 2022 | 09:05 WIB
Terkuak, Penyebab Gajah Hamil Mati di Area Konsesi Bengkalis karena Diracun
Bayi gajah dalam perut induknya yang ditemukan mati di hutan akasia PT Riau Abadi Lestari di Bengkalis, Riau. [Ist]

SuaraRiau.id - Seekor gajah sumatera yang tengah hamil ditemukan mati di wilayah Kabupaten Bengkalis pada 24 Mei 2022 lalu.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam atau BBKSDA Riau menyatakan bahwa hasil pemeriksaan gajah hamil itu mati karena racun.

Kepala BBKSDA Riau Genman S Hasibuan menjelaskan, kesimpulan itu diperoleh berdasarkan hasil nekropsi dan pemeriksaan laboratorium berkenaan dengan kematian gajah hamil yang bangkainya ditemukan di area konsesi PT Arara Abadi di Desa Koto Pait Beringin, Kecamatan Talang Muandau, Bengkalis.

Ia mengemukakan bahwa racun yang menyebabkan gajah mati itu diduga berasal dari buah nanas.

Genman mengatakan, penanganan lebih lanjut kasus kematian gajah tersebut diserahkan kepada kepolisian.

Kapolsek Pinggir Bengkalis Kompol Maitertika mengatakan bahwa seorang pekerja menemukan bangkai gajah hamil itu dalam keadaan tubuh sudah berbau busuk dan mulut mengeluarkan darah pada 24 Mei 2022.

Genman menjelaskan pula bahwa Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indra Exploitasia bersama tim BBKSDA Riau, Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah III Pekanbaru, Polsek Pinggir, dan perwakilan PT Arara Abadi sudah meninjau lokasi kematian gajah itu pada 23 Juli 2022.

Dalam kunjungan tersebut, semua sepakat untuk mendukung upaya terintegrasi untuk melindungi populasi gajah sumatera.

"Perlu membangun pola komunikasi yang terintegrasi antara pemangku kepentingan. Selain itu juga perlu pendataan kondisi pada areal ruang gerak gajah atau kantong, sehingga bisa dipetakan semua permasalahan yang ditemukan," kata Genman dikutip dari Antara.

"Selain itu, perlu internalisasi terhadap langkah langkah yang akan dilakukan, terutama dalam mitigasi konflik," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini