SuaraRiau.id - Sosok pengusaha keturunan Tionghoa, Jusuf Hamka kerap menjadi sorotan belakangan ini. Bahkan, namanya sempat menjadi trending topic di berbagai media sosial.
Jusuf Hamka dikenal sebagai bos jalan tol yang rendah hati serta dermawan. Ia pernah viral lantaran menjual nasi kuning seharga tiga ribu rupiah.
Ia juga sering diundang untuk menjadi bintang tamu dalam podcast artis, seminar pebisnis, bahkan sering juga didatangi selebgram dan YouTuber untuk diwawancari atas perjalanan kariernya.
Beberapa hari yang lalu seorang YouTuber otomotif bernama Fitra Eri mengunggah videonya bersama pria yang kerap disapa Babah Alun itu.
Dalam video tersebut Fitra Eri menanyakan kepada Jusuf Hamka, bagaimana cerita beliau saat sempat menjadi seorang tukang parkir dan sekarang punya jalan tol.
“Semua itu adalah rejeki seorang anak sholeh, semua pasti ada campur tangan dari Allah SWT, kalau engga mana mungkin lah pak, saya juga sekolah engga tinggi, tapi mimpi jadi tukang parkir, akhirnya Tuhan kasih parkir di atas tol,” tutur Jusuf Hamka dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com dari YouTube Fitri Eri, Selasa (19/7/2022).
Jusuf Hamka menjelaskan alasannya bercita-cita jadi tukang parkir. Saat ia dahulu pulang sekolah melewati daerah metro Pasar Baru dan bertemu teman-temannya di sana, ia kemudian bertanya penghasilannya dan ternyata menggiurkan.
“Dulu saya waktu masih sekolah lewat di Metro Pasar Baru (Jakarta Pusat) dan bertemu teman-teman saya yang berprofesi jadi juru parkir dan waktu itu bertanya pada teman saya tentang pendapatannya sehari sampai berapa, ia menjawab bisa sampe sepuluh ribu, itu sepuluh ribu di tahun 70-an terbilang besar,” kata Jusuf Hamka.
Menurut Jusuf Hamka dahulu pada tahun 70-an bakmi itu diharga 300 rupiah, jika sepuluh ribu ia bisa dapat 33 mangkok, lalu jika ia makan bakmi tiga kali sehari ia bisa simpan uang 30 seharga bakmi.
Hal itulah yang melandasi Jusuf Hamka bercita-cita ingin menjadi seorang juru parkir.
Pengusaha kelahiran 5 Desember 1957 juga mengatakan bahwa dirinya dahulu sempat membantu temannya untuk memarkirkan mobil dan juga ia dulu sempat jadi sopir di Kanada saat menempuh pendidikan di sana.
Diketahui juga bahwa hanya Jusuf Hamka yang tidak bisa menyelesaikan masa kuliahnya dibandingkan dengan saudara dan teman-temannya.
Ia juga sempat beberapa kali kuliah di berbagai Universitas di Indonesia dan di luar negeri, tetapi semuanya tidak selesai.
“Saya dulu kuliah di Trisakti pernah, Jayabaya pernah, Untag pernah, terus di Amerika saya pernah, terus tadi di Kanada,” ungkap Jusuf Hamka.
“Ya begitulah, emang suratan takdir,” kata Jusuf Hamka.