Emak-emak Siak Mengeluh, Harga Cabai Meroket, Telur Ayam Tembus Rp50.000 per Papan

Disampaikan Rahmi, beberapa minggu yang lalu harga telur ayam satu papannya Rp35.000.

Eko Faizin
Selasa, 31 Mei 2022 | 16:02 WIB
Emak-emak Siak Mengeluh, Harga Cabai Meroket, Telur Ayam Tembus Rp50.000 per Papan
Ilustrasi telur ayam dan sejumlah bahan pokok di pasar. [Suara.com/Partahi]

SuaraRiau.id - Emak-emak di Siak mulai mengeluhkan naiknya harga sejumlah bahan pokok makanan di pasar. Hampir semua bahan pokok mengalami kenaikan.

Untuk jenis cabai merah yang sebelumnya harganya Rp40.000 kini menjadi Rp60.000, begitu juga dengan harga cabai rawit yang tadinya Rp55.000 kini Rp60.000.

"Hampir di semua pasar harga cabai naik, termasuk harga cabai panjang hijau yang naik Rp5.000/ kilogramnya," kata salah seorang ibu rumah tangga (IRT), Rahmi kepada SuaraRiau.id, Selasa (31/5/2022) pagi.

Kenaikan harga, kata IRT yang tinggal di Kampung Benteng Hulu itu, juga terjadi untuk telur ayam ras.

Disampaikan Rahmi, beberapa minggu yang lalu harga telur ayam satu papannya Rp35.000.

"Sekarang harga telur satu papan Rp50.000. Semuanya naik harganya," keluh Rahmi.

Lebih jauh dikatakan Rahmi, yang semakin menjadi keluhan para ibu-ibu yakni melambungnya harga sayur mayur hingga dua kali lipat.

"Kalau sayur kangkung dan bayam masih standar, tapi untuk harga sayur kol, tomat, wortel dan timun naik menjadi dua kali lipat," ungkapnya.

Untuk harga kol dan wortel terjadi kenaikan Rp10.000 sampai Rp20.000 dalam perkilonya.

Sementara itu untuk harga tomat, timun terjadi kenaikan Rp5.000 sampai Rp12.000 sekilonya.

Sementara itu, tambah Rahmi, terjadi penurunan harga pada jenis bawang merah dan harga ayam dalam sekilonya.

"Harga bawang merah tadinya Rp50.000 sekarang jadi Rp35.000 dalam sekilonya. Begitu juga dengan harga ayam, sekarang menjadi Rp25.000 perkilogramnya," beber Rahmi.

Ibu dari satu orang anak tersebut berharap agar pemerintah dapat mengendalikan harga yang menjadi kebutuhan bagi para ibu rumah tangga.

"Semoga pemerintah dapat kendalikan harga yang nyaris tak terkontrol ini. Kasian warga, apalagi bagi para pedagang," tutupnya.

Sementara itu, penjual sayur mayur di pasar juga keluhkan harga yang naik setiap harinya.

Ali salah satu pedagang sayur mengatakan, jualannya sedikit menurun karena harga tinggi sehingga menurunkan daya beli masyarakat.

"Ya tentunya dengan harga tinggi begini daya beli dari masyarakat jadi menurun," kata Ali.

Ali menilai, jika ini terus berlanjut maka para penjual akan mangalami kerugian. Sebab, menurutnya barang yang mereka jual bukan jenis barang yang tahan lama

"Seperti sayur, kan tak bisa kami biarkan berhari-hari, kalau harganya terus tinggi dan tak ada yang membeli tentu barang jualan kami membusuk dan kami pasti rugi," tutupnya.

Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Siak memilih bungkam saat ditanyakan tentang stabilitas harga bahan pokok di pasar.

Dikonfirmasi melalui Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Hendra memilih hanya membaca pesan WhatsApp yang sudah centang biru tanpa penjelasan apapun.

Kontributor : Alfat Handri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini