SuaraRiau.id - Film KKN di Desa Penari sedang booming dan menjadi perbincangan publik. Film tersebut diwartakan telah menembus rekor penjualan tiket terbanyak karena mampu menjual 7 juta lebih.
Selain mengandung kisah misteri, film tersebut juga menyimpan cerita kurang mengenakan bagi para pemain figurannya.
Sejumlah warga Dusun Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Gunungkidul sedang berupaya menagih janji pada pembuat film KKN Desa Penari.
Diketahui, warga lokal sekitar Dusun Ngluweng, yang merupakan lokasi syuting film KKN di Desa Penari.
Mereka menagih untuk bisa nonton bareng di bioskop. Hal itu lantaran warga di sana kesulitan mendapatkan tiket menonton film tersebut.
Kini hasrat warga menonton film KKN Desa Penari semakin membuncah. Pasalnya, film yang mengambil lokasi syuting di wilayah mereka itu sekarang viral.
Pimpinan tingkat RW, Istri Rahayu mengaku bahwa dirinya, serta warga Ngluweng lainnya kini sangat penasaran dengan film tersebut.
Mereka juga sama, memiliki keinginan untuk menyaksikan film horor yang proses syutingnya di dusun mereka. Terlebih lagi, sejumlah pengalaman mistis juga mereka alami, selama proses syuting berjalan.
"Kami itu penasaran filmnya seperti apa? Horor, ya?," kata Istri Rahayu dikutip dari SuaraJogja.id, Sabtu (21/5/2022).
Meski sebetulnya sudah ada upaya warga dusun Ngluweng, yang mencoba menonton film tersebut secara mandiri dengan pergi ke bioskop. Namun, warga tersebut tidak bisa mendapatkan tiket menonton. Setiap kali datang ke bioskop, mereka selalu kehabisan tiket.
Maka itu, sejumlah warga kini berikhtiar untuk menagih janji kepada sejumlah kru dan produser film KKN Desa Penari. Terlebih, sebelumnya mereka pernah dijanjikan akan nonton bareng film tersebut secara bersama-sama di bioskop, tepat saat film itu diputar.
"Dulu mereka janji, katanya kami warga Ngluweng, yang membantu proses syuting dan jadi figuran, akan diajak ke bioskop nonton film gratis. Tapi sampai filmnya viral sekarang, ternyata belum diajak. Tapi kami maklum mungkin mereka lupa karena jadwal pemutarannya mundur terus karena pandemi," kata Istri Rahayu.
Lebih lanjut, Istri Rahayu mengaku, bahwa sejak selesai proses syuting hingga saat ini, belum ada perwakilan dari produser atau kru film yang datang lagi ke dusun mereka.
Menurut Istri, sejak film KKN Desa Penari viral, sudah ada produser film layar lebar lain yang menghubungi dirinya ingin produksi film lagi. Namun, ia tidak mengetahui film apa yang akan diproduksi kali ini.
"Orang itu minta dicarikan lokasi joglo, tetapi joglonya terbuka. Sudah ada yang cocok kemarin, cuma tidak tahu syutingnya kapan," katanya lagi.
Sebelumnya, warga lokal pemeran figuran film KKN Desa Penari dikabarkan mendapat upah murah.
"Saya itu didapuk (dilibatkan) jadi hantu. Selain itu saya juga ikut jaga di sini. Ternyata capek ikut syuting itu," ujar Subardo.
"Bayangkan mata tak boleh berkedip dalam waktu yang lama. Kami dibayar Rp75 ribu sekali pengambilan gambar," sambungnya.