“IDI ini kan organisasi profesi, ormas, sama kaya saya memandangnya seperti serikat pekerja yang memiliki fungsi melindungi anggotanya, memberdayakan anggotanya kemudian memsuport anggotanya, bukan memecat anggotanya," terang dia.
Ia kemudian mempertanyakan tentang kebijakan IDI yang tak meloloskan 2.500 dokter muda karena tidak lulus uji kompetensi. Tetapi, IDI lalu tidak memberikan solusi pada mereka.
"Terus apa yang dilakukan IDI kepada mereka? Apa yang dilakukan IDI? Di cari jalan keluar nggak dibiarin begitu saja. Kemudian enak-enak memecat-memecat kalau tidak setuju," tegas Irma.
Irma Suryani Chaniago meminta kepada IDI agar seharusnya memberikan dukungan pada dokter yang dianggap bermasalah seperi dokter Terawan atau dokter lain.
"Harusnya IDI memberikan supporting (dukungan) kepada dokter Terawan, Bagaimana caranya agar DSA itu bisa diterima disupport. Karena tidak ada yang bermasalah dan menyelamatkan, kenapa harus tidak diperbolehkan," tanya Irma.
Irma lalu menyarankan agar agar dilakukan revisi terhadap UU Praktik Kedokteran agar IDI tidak superbody atau semena-mena pada para anggota karena semestinya IDI melindungi, bukan memecat anggota terlebih dokter yang memiliki inovasi bagus dan berguna bagi yang meningkatkan kesehatan masyarakat.
"Saya justru hari ini ingin Komisi IX melakukan revisi kepada UU Praktik Kedokteran ini, supaya IDI tidak superbody, yang semena-mena terhadap anggotanya. Harusnya IDI melindungi anggotanya, bukannya memecat anggota yang punya inovasi bagus," ujar Irma Suryani.