Solar Langka di SPBU Duri Buat Antrean Mobil Mengular, Sopir: Habis Waktu Kami

"Jika ada pasti ngantre, habis waktu kami," tuturnya.

Eko Faizin
Kamis, 10 Maret 2022 | 19:49 WIB
Solar Langka di SPBU Duri Buat Antrean Mobil Mengular, Sopir: Habis Waktu Kami
Suasana SPBU di Jalan Jenderal Sudirman Duri yang padat akibat antrean kendaraan untuk mengisi bahan bakar solar. [Suara.com/Panji Ahmad Syuhada]

SuaraRiau.id - Ruas Jalan Jenderal Sudirman, Duri, Bengkalis tampak padat merayap. Arus lalu lintas tersebut sedikit terganggu lantaran

Antrean terlihat kendaraan terjadi di SPBU Jalan Jenderal Sudirman, Duri, Bengkalis pada Kamis (10/3/2022) siang. Hal itu terjadi sejumlah mobil menunggu mengisi bahan bakar jenis solar.

Antrean didominasi mobil truk kecil dan pick up dari luar kota. Tampak juga mobil-mobil pribadi yang konsumsi bahan bakarnya solar ikut mengantre.

Pemandangan itu membuat arus lalu lintas dalam kota terganggu. Namun, ada petugas yang mengatur lalu lintas dari kalangan masyarakat sipil.

Salah satu sopir pick up yang ikut mengantre mengakui bahwa untuk mencari bahan bakar solar saat ini sedang sulit.

"Payah, dimana-mana susah sekarang cari BBM solar ini. Pasti ngantre," sebut sopir bernama Rusli.

Selain itu, Beni, sopir travel Duri-Pekanbaru juga mengakui hal serupa. Mobil yang dikemudikannya jenis Kijang Innova dengan konsumsi bahan bakar solar juga ikut mengantre. Bahkan bisa sampai berjam-jam.

Ia mengakui bahwa belakangan ini, mencari BBM solar cukup sulit.

"Jika ada pasti ngantre, habis waktu kami," tuturnya.

Pantauan di lapangan, tak hanya di Duri, di kota Pekanbaru hingga wilayah lainnya di Riau juga mengalami hal serupa.

Informasi yang diterima dari sopir travel lintas, bahkan seperti di SPBU pinggiran kota juga demikian.

"Hampir di semua SPBU," kata Beni lagi.

Saat Suara.com mengambil dokumentasi foto di lokasi, tampak beberapa pengatur lalu lintas yang merupakan warga mendekat dan menanyakan perihal foto tersebut.

"Apa bang foto-foto, untuk apa," kata pria berbaju putih, dengan nada meninggi.

Tak lama setelah mengetahui bahwa yang mendokumentasikan kemacetan tersebut adalah awak media, mereka yang berjumlah tiga orang tersebut pun berangsur pergi dan kembali mengatur lalu lintas.

Kuota biosolar 2022 berkurang
Dikutip dari Antara, Section Head Communication dan Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Agustiawan mengaku menerima keluhan masyarakat terkait kelangkaan biosolar, sehingga konsumen sulit mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis biosolar di sejumlah wilayah di Riau.

"Kuota biosolar tahun 2022 sedikit menurun jika dibandingkan kuota tahun 2021. Mungkin dilakukan Pemerintah agar subsidi BBM lebih tepat sasaran, sehingga bukan mobil-mobil mewah yang menikmati BBM bersubsidi," kata Agustiawan kepada wartawan, di Pekanbaru, Rabu (9/3/2022).

Dia menjelaskan, selain penurunan kuota, ada juga beberapa alasan lain. Sebab BPH Migas juga sudah menyiapkan kuota biosolar untuk setiap lembaga penyalur agar tidak melebihi dari kuota yang ditentukan.

"Mengacu SK Kepala BPH Migas Nomor 101/P3JBT/BPH Migas/KOM/2021 bahwa kuota volume penyaluran Jenis BBM Jenis Tertentu (Biosolar) sudah berdasarkan per lembaga penyalur (SPBU, SPBUN, SPBB). Artinya pihak SPBU sudah tahu berapa kuota per tahun yang dibagikan oleh BPH Migas kepada setiap SPBU," katanya lagi.

Karena itu, setiap SPBU menyesuaikan pembelian BBM agar tidak melebihi dari kuota. Sebab jika pembelian BBM yang dilakukan SPBU melebihi kuota, maka itu akan menjadi tanggung jawab SPBU untuk membayar selisih keekonomian dari kuota yang kelebihan tersebut.

Terkait kelangkaan, Agus membantah dan memastikan stok masih aman untuk wilayah Riau. Bahkan, Pertamina juga telah bersurat kepada Gubernur Riau Syamsuar 1 Maret 2022 perihal penyaluran bahan bakar tertentu jenis biosolar sampai 28 Februari 2022.

"Sejauh ini dapat kami sampaikan bahwa stok biosolar untuk wilayah Riau dalam kondisi aman. Pertamina juga sudah bersurat kepada Gubernur Provinsi Riau pada tanggal 1 Maret 2022 perihal Penyaluran Jenis Bahan Bakar Tertentu (biosolar) sampai tanggal 28 Februari 2022," katanya pula.

Melalui surat itu, Pertamina menyampaikan bahwa total realisasi penyaluran biosolar untuk Provinsi Riau hingga 28 Februari 2022 sebesar 144.737 kiloliter, kuota 2022 sebesar 794.787 kiloliter atau sekitar 18 persen dari total kuota yang sudah ditetapkan oleh BPH Migas. Itu artinya rata-rata penyaluran biosolar sebesar 2.453 kiloliter/hari.

Untuk menjaga penyaluran BBM biosolar subsidi terpenuhi sampai 31 Desember 2022. Sesuai kuota yang ditetapkan ada beberapa hal yang dilakukan Pertamina, seperti melarang pengisian biosolar ke pengguna truk bakal kayu, CPO dan mobil molen serta sejenisnya.

Untuk itu, semua penyalur menyediakan produk substitusi yang lebih baik, yaitu Dexlite dan Pertamina Dex, termasuk melakukan sosialisasi peruntukan penggunaan BBM kepada konsumen agar tepat sasaran.

Kontributor : Panji Ahmad Syuhada

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini