Tanggapi Isi Klarifikasi Ferdinand, Pakar Linguistik: Hanya Omong Kosong

Pakar linguistik dari UIN Jakarta, Makyun Subuki telah mempelajari kalimat yang disampaikan Ferdinand Hutahaean.

Eko Faizin
Jum'at, 07 Januari 2022 | 14:02 WIB
Tanggapi Isi Klarifikasi Ferdinand, Pakar Linguistik: Hanya Omong Kosong
Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

SuaraRiau.id - Pernyataan kontroversial Ferdinand Hutahaean di Twitter beberapa hari lalu ternyata berbuntut panjang. Meskipun sudah menghapus postingan dan meminta maaf, ia tetap dipolisikan.

Ferdinand diketahui menuliskan cuitannya di Twitter tentang 'Allahmu lemah, Allahku kuat' yang kemudian mengundang reaksi beragam dari publik.

Tak lama, Ferdinand membuat video klarifikasi. Mantan politikus Partai Demokrat itu mengatakan, pernyataannya tersebut hanya dialog dalam dirinya, sehingga tak ditujukan untuk Tuhan dari agama tertentu.

Ferdinand Hutahaean. [YouTube Ferdinand Hutahaean]
Ferdinand Hutahaean. [YouTube Ferdinand Hutahaean]

Bukannya mendapat simpati publik, klarifikasinya justru membuat keadaan makin rumit. Sebab, sebagian pihak menilai, apa yang disampaikan Ferdinand hanya bentuk pembelaan diri dan terkesan tak masuk akal.

Pakar linguistik dari UIN Jakarta, Makyun Subuki telah mempelajari kalimat yang disampaikan Ferdinand Hutahaean.

Hasilnya, kata Makyun, hanya omong kosong belaka.

“Klarifikasi Ferdinand Hutahaean bahwa cuitan itu hanyalah dialog antar dirinya dan dirinya yang lain hanya omong kosong,” ungkap dia dikutip Hops.id--jaringan Suara.com, Jumat (7/1/2022).

Lebih jauh, tambah Maknyun, Ferdinand membedakan dua macam Allah, yakni Allahmu dan Allahku. Apabila perbedaan ini dimaksudkan untuk menunjukkan dialog antara dirinya yang dirujuk melalui ‘-ku’ dengan ‘dirinya’ yang diabstrakkan dan dirujuk melalui '-mu' serta diberi jarak, maka itu tidak tepat.

Sebab, kata dia, entitas Allah dari dirinya dan 'dirinya' yang diabstrakkan seharusnya sama. Jadi, kemungkinan besar dikotomi tersebut mengacu pada Tuhan yang satu dan Tuhan yang lainnya.

“Jadi, cuitan itu dapat dinilai menyerang pemahaman kelompok agama lain (Islam) karena dia menyebut Allah yang dihayati oleh orang-orang Islam sebagai lemah dan harus dibela,” terangnya.

Bukan hanya itu, Maknyun menjelaskan, menurut kepercayaan agama samawi, Allah dalam tradisi Islam dan Kristen sejatinya entitas yang sama. Sehingga, kalimat ‘Allahku, Allahmu’ lebih terkait dengan sosio-antropologis ketimbang teologis.

Dia beranggapan, Ferdinand tengah membicarakan Allah yang dipahami dan dihayati secara berbeda oleh dua kelompok agama yang dia sebut dengan Allahmu dan Allahku.

Diketahui, sebelumnya Ferdinand mengunggah video berdurasi 2 menit yang berisikan klarifikasi terkait cuitan yang viral tersebut. Ferdinand mengaku bahwa tulisan itu tak bermaksud menyerang suatu kelompok agama.

"Yang mau saya sampaikan kali ini adalah bahwa cuitan saya tersebut tidak sedang menyasar kelompok tertentu kaum tertentu orang tertentu atau agama tertentu," tuturnya melalui akun Twitter resminya.

Ferdinand beralasan, bahwa dirinya hanya melakukan dialog imajiner yang hanya ada di dalam hati dan pikirannya.

"Yang saya lakukan itu adalah dialog imajiner antara pikiran dan hati saya ketika saya menyatakan, hai Ferdinand kalau akan habis tidak ada yang bisa menjagamu Allah melemah. Tetapi kemudian hati saya berkata: hey kau tidak Ya Allah kuat jadi jangan samakan Allahku dengan Allahmu," ujar Ferdinand dalam video.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini