Kunjungi Riau, Uni Eropa Bahas Potensi Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Sementara itu, Gubernur Syamsuar menyambut baik kunjungan Uni Eropa.

Eko Faizin
Rabu, 17 November 2021 | 20:59 WIB
Kunjungi Riau, Uni Eropa Bahas Potensi Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket bertemu langsung dengan Gubernur Riau Syamsuar bersama jajarannya di Pekanbaru pada Senin (15/11/2021). [Ist]

SuaraRiau.id - Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket bertemu langsung dengan Gubernur Riau Syamsuar bersama jajarannya di Pekanbaru pada Senin (15/11/2021).

Pertemuan tersebut dilakukan dalam rangkaian kunjungannya Vincent Piket pada 15-16 November ke Riau.

Selain bertemu dengan Gubernur Syamsuar, Duta Besar Vincent Piket juga bertemu dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Riau, Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO).

Tak hanya itu, Vincent juga mengunjungi Desa Belutu di Kandis, Siak untuk bertemu dengan para petani kelapa sawit skala kecil.

Uni Eropa ingin bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Riau untuk meningkatkan perdagangan dan investasi. Minyak sawit mewakili 8% dari total perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa, dan merupakan 16% dari ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Sektor ini merupakan sumber lapangan kerja dan pendapatan besar di daerah,” kata Duta Besar Vincent Piket dalam rilisnya.

Ia mengungkapkan bahwa tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Riau dan Uni Eropa.

Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman tentang Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia dengan Uni Eropa (IEU-CEPA) yang tengah dalam tahap perundingan.

Tujuan khusus dari kunjungan ini adalah untuk memahami lebih mendalam tentang produksi minyak sawit di Provinsi Riau, khususnya produksi minyak sawit berkelanjutan di skala usaha kecil.

“Oleh karena itu, minat kami besar untuk bekerja sama dengan pemerintah, industri dan organisasi masyarakat sipil untuk meningkatkan standar keberlanjutan di seluruh rantai pasokan minyak sawit," ujar dia.

Secara khusus, Vincent menyebut bahwa Uni Eropa ingin memastikan bahwa minyak sawit yang pihaknya beli tidak akan berkontribusi terhadap deforestasi.

Menurut Vincent, Indonesia sedang bekerja keras untuk hal ini. Ia berharap bisa mendapat masukan lebih banyak tentang kemajuan yang ada. Uni Eropa adalah salah satu pasar minyak sawit terbesar Indonesia.

“Terkait IEU-CEPA, perundingan putaran ke-11 telah dilaksanakan minggu lalu. Ada kemajuan tetapi masih banyak yang harus dilakukan. Baik Uni Eropa dan Indonesia berharap perundingan IEU-CEPA dapat tuntas sesegera mungkin. Satu studi oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa, setelah diberlakukan dan diterapkan, CEPA akan membawa pertumbuhan PDB 2,1% untuk Indonesia pada tahun 2032. Ini berarti 5 miliar euro tahun demi tahun” kata Duta Besar Piket.

Sementara itu, Gubernur Syamsuar menyambut baik kunjungan Uni Eropa. Ia mengungkapkan bahwa hubungan Indonesia dan Uni Eropa sejak dulu sangat erat dan saling membangun.

Peluang investasi terbuka lebar bagi Uni Eropa melalui beberapa proyek potensial yang dapat didanai investor asing antara lain dari sektor industri yaitu Industri Hilirisasi Crude Palm Oil.

“Dari sektor infrastruktur yaitu Pengembangan Kawasan Industri Tanjung Buton dengan Pembangunan Industri Minyak Goreng, keduanya berlokasi di Kabupaten Siak. Selain itu di sektor perkebunan, Provinsi Riau juga memiliki komoditi kelapa sawit yang mencapai 7.466.260 ton produksi pada tahun 2019,” terang Syamsuar

Gubernur berharap melalui pertemuan ini dapat mendorong investor Eropa untuk berinvestasi di Riau.

“Selain berinvestasi, kami juga ingin memperluas peluang untuk melakukan ekspor ke Eropa. Karena itu kami berharap para pelaku usaha dapat membuka wawasan bagaimana meningkatkan potensi ekspor perdagangan,” jelas mantan Bupati Siak tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini