Jelang Muktamar NU, Gus Yahya Disebut Bakal Bersaing dengan Said Aqil

Karyono juga menyatakan bahwa kini problematika yang dihadapi bukan hanya menyoal kemampuan dari para calon.

Eko Faizin
Sabtu, 09 Oktober 2021 | 08:55 WIB
Jelang Muktamar NU, Gus Yahya Disebut Bakal Bersaing dengan Said Aqil
Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. [Capture]

SuaraRiau.id - Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-34 bakal dilaksanakan pada Desember mendatang di Lampung. Menjelang pelaksanaan muktamar, nama KH Yahya Cholil Staquf muncul ke permukaan

Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya disebut-sebut akan bersaing melawan incumbent Ketua Umum PBNU yaitu Said Aqil Siradj.

Terkait munculnya nama Gus Yahya, Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyowo Wibowo ikut menangggapi. Ia menilai, yang penting dalam Muktamar NU ke-34 tersebut adalah regenerasi kepemimpinan.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj seusai menerima kedatangan Kapolri Jenderal Idham Azis di Kantor PBNU. (Suara.com/Arga).
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj seusai menerima kedatangan Kapolri Jenderal Idham Azis di Kantor PBNU. (Suara.com/Arga).

Menurut Karyono, dua nama tersebut memiliki kemampuan untuk memimpin organisasi yang jumlah anggotanya diperkirakan lebih dari 100 juta ini.

“Keduanya memiliki rekam jejak kepemimpinan dan kemampuan yang memadai,” katanya dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Jumat (8/10/2021).

Karyono juga mengungkapkan bahwa kini problematika yang dihadapi bukan hanya menyoal kemampuan dari para calon.

Tetapi jauh lebih dalam lagi dari itu, yaitu meneguhkan kembali dan mengimplementasikan narasi Islam nusantara sebagai pengejawantahan Islam Rahmatan Lil Alamin.

“Lebih dari itu, yang terpenting lagi adalah menyusun strategi NU ke depan dalam menjawab tantangan zaman yang multi dimensi,” ujar Karyono.

Disampaikannya bahwa era disrupsi yang berdampak sistemik di pelbagai bidang kehidupan memerlukan perhatian serius dari NU.

“Di sisi lain, menguatnya ideologi transnasional yang merusak kohesivitas sosial dan kebangsaan menjadi agenda penting yang perlu disikapi NU,” ujar Karyono.

Diketahui, KH Yahya Cholil Staquf adalah keponakan dari Pengasuh Pondok Raudlatut Thalibin, KH Mustofa Bisri atau yang akrab kita sapa Gus Mus.

Beliau mulai dikenal saat menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan Gus Dur.

Pada tahun 2014, KH Yahya Cholil Staqufmenjadi salah satu inisiator pendiri Institut Keagamaan di California, Amerika Serikat.

Institut tersebut diberi nama Bayt Ar-Rahmah Li adDa’wa Al-Islamiyah Rahmatan Li Al-alamin yang fokus mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.

Gus Yahya terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada 2015. Tak hanya itu, ia semakin dikenal setelah terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) pada 2018 untuk menggantikan KH Hasyim Muzadi, tokoh NU yang wafat di tahun 2017.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini