Moeldoko Bahas Radikalisme, Politisi Demokrat Sentil soal Radikal Begal Partai

Yan Harahap lalu menyindir bahwa lebih radikal mana antara radikalisme yang Moeldoko maksud dengan tindakannya sendiri yang membegal Partai Demokrat.

Eko Faizin
Sabtu, 18 September 2021 | 08:20 WIB
Moeldoko Bahas Radikalisme, Politisi Demokrat Sentil soal Radikal Begal Partai
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. [SuaraSulsel.id / KSP]

SuaraRiau.id - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko baru-baru ini mengunjungi sebuah pondok pesantren di Jawa Timur.

Dalam kunjungannya tersebut, Moeldoko menyinggung soal isu yang sedang marak di Indonesia, yaitu radikalisme.

Mendengar Moeldoko berbicara radikalisme, politisi Partai Demokrat, Yan Harahap kemudian menyentil pernyataan Kepala KSP tersebut.

Moeldoko saat mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Sampang dan Bangkalan, Jawa Timur, Rabu 15 September 2021 [SuaraSulsel.id / KSP]
Moeldoko saat mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Sampang dan Bangkalan, Jawa Timur, Rabu 15 September 2021 [SuaraSulsel.id / KSP]

Yan Harahap lalu menyindir bahwa lebih radikal mana antara radikalisme yang Moeldoko maksud dengan tindakannya sendiri yang membegal Partai Demokrat.

“Lebih radikal mana dari ‘begal’ partai Demokrat, KSP Moeldoko?” katanya melalui akun Twitter YanHarahap seperti dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Jumat (17/9/2021).

Untuk diketahui, Kepala KSP Moeldoko mengunjungi pondok pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur pada Kamis (16/9/2021). Kegiatan tersebut dalam rangka silaturahmi.

Pada kesempatan itu, Moeldoko sempat berdiskusi dengan pimpinan ponpes membahas radikalisme dan intoleransi.

“Paham radikal sudah menyusup di tengah-tengah masyarakat dan lembaga pendidikan,” tutur Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu lalu mengingatkan bahwa kita harus waspada karena gerakan para kelompok radikal tersistematis dan terstruktur.

Moeldoko mengingatkan, ancaman radikalisme menjadi bukti bahwa perang kebudayaan saat ini sudah terjadi. Menurutnya, tujuan para kelompok radikal itu adalah ingin melumpuhkan kekuatan keyakinan ideologi.

Karena itu, kata Moeldoko, dibutuhkan pendidikan dan pembentukan karakter secara komprehensif dan kolaboratif, di antaranya melibatkan peran pondok pesantren.

“Saya berkeyakinan bahwa pesantren adalah center of gravity dalam pembangunan character building,” sebut Moeldoko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini