SuaraRiau.id - Kelompok Taliban belakangan kerap menjadi perbincangan publik usai mengumumkan telah menduduki wilayah Afghanistan.
Di sisi lain, tak banyak yang tahu secara aqidah dan syariah, antara kelompok Taliban dan Nahdlatul Ulama (NU) yang ternyata memiliki dasar yang sama.
Terkait aqidah dan syariah antara para ulama Afghanistan yang berafiliasi ke Taliban sebetulnya sama dengan NU.
Adapun persamaannya yakni menganut ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), menganut Al-Asyari dan Maturidi.
Terkait itu, Ketua Umum PBNU Prof DR KH Said Aqil Siradj pun ikut buka suara. Ia mengatakan perbedaan antara kelompok Taliban dan NU adalah cara pergerakannya.
Said Aqil lalu menjelaskan bahwa pergerakan dari NU cenderung moderat, sementara kelompok Taliban cenderung keras dan radikal.
“Tapi dasar sikap keras itu bukan karena mazhab Hanafi karena Hanafi itu rasional bukan keras,” ungkap Said Aqil seperti dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Minggu (5/9/2021).
“Sikap radikal dan keras itu lebih karena karakter dan mungkin budaya. Itu pengaruh Wahabi dengan alasan memurnikan dan menegakkan ajaran Islam,” lanjut dia.
Berangkat dari banyak persamaan itu, maka NU sejak 2010 mencoba melakukan kontak komunikasi dengan kelompok Taliban.
Bahkan, diketahui ada tujuh fraksi ulama di Afghanistan termasuk dari Taliban bertemu dan berdiskusi di Hotel Borobudur, Jakarta.
Pertemuan lalu berlanjut di Kabul, Afghanistan, dan dari pertemuan tersebut NU bersedia menerima 34 orang mahasiswa-mahasiswi Afghanistan untuk belajar di pesantren dan Universitas Wahid Hasyim.