SuaraRiau.id - Innalilahi wainailaihi rojiun, kabar duka menyelimuti masyarakat Sumatera Barat (Sumbar). Salah satu putra terbaiknya mantan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit meninggal dunia.
Nasrul Abit menghembuskan nafas terakhir di RSUP M Djamil, Padang, Sabtu (28/8/2021). Ia wafat setelah berjuang melawan infeksi Covid-19 .
Namanya tak asing bagi masyarakat Sumbar. Sosok Nasrul Abit sudah berkecimpung selama 20 tahun di dunia politik di tanah Minangkabau itu.
Profil Nasrul Abit
Nasrul Abit pernah menjadi Wakil Bupati Pesisir Selatan pada tahun (2000-2005), kemudian menjadi Bupati Pesisir Selatan selama 2 periode (2005-2010, 2010-2015).
Kemudian dia terpilih menjadi Wakil Gubernur Sumbar mendampingi Gubernur Irwan Prayitno pada 2016-2021.
Nasrul Abit Datuak Malintang Panai merupakan putra Pesisir Selatan tepatnya di Air Haji, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan. Merupakan anak dari pasangan Abit (ayah) dan Syamsinar (Ibu).
Menguntip Covesia.com--jaringan Suara.com, Nasrul Abit memiliki nama kecil Asrul. Dia lahir pada 24 Desember 1954 dari keluarga nelayan dan petani sederhana di kampung pelosok Sumbar.
Alumni Universitas Lampung ini akhirnya bisa membuktikan, meskipun berasal dari kampung dia berhasil menjadi pemimpin yang sukses.
Pada Pilkada Sumatera Barat 2020, Nasrul Abit mencalonkan diri sebagai Gubernur dan berdampingan dengan Indra Catri.
Pasangan Calon nomor urut 2 ini hanya diusung oleh Gerindra. Namun kalah suara dibandingkan Mahyeldi-Audy Joinaldy nomor urut 4.
Di masa kepemimpinannya, wisata Pesisir Selatan maju. Ekonomi masyarakat bergerak.
Begitu pula ketika ia menjabat sebagai wakil gubernur Sumbar. Bersama Gubernur Irwan Prayitno dan pihak terkait, ia sukses melepaskan Pasaman Barat dan Solok Selatan dari daerah tertinggal.
Nasrul Abit juga dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat. Santun berbicara, pandai menghormati orang.
Di masa kepemimpinannya dia pernah langsung datang ke tragedi Wamena, Papua. Ia datang dengan membawa bantuan ke pulau paling timur Indonesia demi menyelamatkan perantau Minang yang sedang butuh pertolongan di sana.