“Ada yang mengatakan, oh Yahya itu kena covad-covid dan lain sebagainya, enggak! Rumah sakit ini, mulai masuk pintu pertama, orang-orang akan diperiksa swab dan antigen, semuanya harus dites,” tuturnya.
“Rumah sakit ini sangat kritis dan mengikuti apa yang dianjurkan pemerintah. Saturasi tubuh saya 97, enggak pernah turun. Padahal saya sempat sesak napas,” lanjutnya.
Lebih jauh, ia juga memastikan hidup dan matinya berada di tangan Tuhan. Sehingga, sekali pun dibunuh atau diracun rumah sakit, dirinya mengaku tak gentar.
“Hidup dan mati saya bergantung pada Allah, yang mematikan kita itu Allah. Tidak ada di dunia ini yang mengalami kematian kalau bukan atas izin Allah SWT.”
“Saya kalau masuk rumah sakit begini enggak peduli (andai) rumah sakit mau bunuh saya, obat mau bunuh saya, suntikan itu beracun atau tidak, pokoknya yang saya tahu Allah SWT lebih kuat dari segala-galanya. Makanya kalau beriman jangan cuma mulut besar,” kata dia.
Selain itu, ia mendoakan agar wabah Corona diangkat oleh Allah dan cepat hilang dari bumi.
- 1
- 2