Lalu, kata dia, keranjang itu digunakan anak-anak tersebut untuk menyeberang sambil bermain dan bukan jalan untuk masyarakat.
Dari informasi, ketiga bocah SD itu merupakan anak para pekerja kebun sawit bukan masyarakat tempatan yang tidak jauh dari lokasi penyeberangan.
Data saat ini, ada sekitar 20 orang yang tinggal di kamp. Sementara anak-anak yang sekolah ada sekitar tujuh anak, lima siswa SD dan 2 di antaranya pelajar SMP.
Sebelumnya diketahui, video yang menampilkan 3 anak SD viral di media sosial lantaran mereka menaiki sebuah keranjang gantung menyeberangi sungai.
Banyak juga pengunggah menuliskan narasi pilu di postingan mereka, bahkan netizen pun bereaksi bahwa keadaan tersebut menggambarkan sedihnya dunia pendidikan tanah air.
Di video, 3 anak berpakaian SD lengkap terdiri 1 laki-laki dan 2 perempuan itu nekat bergantungan di keranjang sawit untuk sampai ke seberang sungai.
Viralnya video bocah SD naik keranjang gantung membuat Kepala Desa Kuntu, Asril Bakar ikut bersuara.
Menurutnya tingkah sejumlah bocah berseragam SD dalam video itu merupakan ajang permainan saja.
Sebab biasanya, untuk sampai ke sekolah, mereka melintas sungai itu dengan sepeda motor atau pun melintas jalur lainnya yang sudah layak.