Diserang Buaya, Pencari Rumput Ditemukan Tewas dalam Keadaan Tak Utuh

Jasad korban yang tidak utuh lagi langsung dibawa ke rumah duka di Desa Santan Sari Kecamatan Sembawa Banyuasin.

Eko Faizin
Rabu, 21 April 2021 | 03:30 WIB
Diserang Buaya, Pencari Rumput Ditemukan Tewas dalam Keadaan Tak Utuh
Ilustrasi buaya muara sedang berjemur di tepi Sungai Batang Antokan, Kabupaten Agam, Minggu (18/4/2021). [Dok.Antara]

SuaraRiau.id - Korban serangan buaya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa (20/4/2021) sekitar pukul 03.00 WIB.

Korban Umar Bahiri (50) ditemukan di saluran irigasi PT KAM Desa Sako Makmur Trans Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

"Infomasi dari kecamatan korban sudah ditemukan," kata Kepala BPBD Banyuasin Alpian dikutip dari Antara, Selasa (20/4/2021).

Korban akhirnya berhasil dibawa ke pinggir saluran irigasi setelah pencarian tim gabungan dan ratusan warga dengan alat berat perusahaan tersebut.

Jasad korban yang tidak utuh lagi langsung dibawa ke rumah duka di Desa Santan Sari Kecamatan Sembawa Banyuasin.

Diketahui, korban Umar sebelumnya diserang seekor buaya saat mencari rumput untuk pakan sapi di area irigasi PT KAM Desa Sako Makmur Trans Blok tiga pada Senin (19/4/2021) pagi bersama dua orang rekannya.

Sekitar pukul 09.00 WIB rekanya mendengar korban meminta tolong karena tangan korban sudah digigit seekor buaya yang berupaya menariknya ke dalam saluran irigasi.

Rekannya berupaya menolong dengan membacok badan buaya, namun justru buaya tersebut semakin menariknya ke dalam irigasi.

Buaya dan badan korban beberapa kali terlihat dalam pencarian, tetapi pencarian agak terhambat karena sepanjang permukaan irigasi tertutup rumput.

Umar Bahiri menjadi korban tewas akibat serangan buaya keempat di lokasi yang sama setelah tiga korban lainnya juga diserang buaya dalam beberapa tahun terakhir.

Di sekitar irigasi sendiri sudah terpasang papan peringatan keberadaan buaya muara.

Sementara itu, Kepala SKW I BKSDA Sumsel Yusmono yang membawahi wilayah Banyuasin mengatakan papan peringatan dipasang karena area irigasi tersebut masih terhubung langsung dengan Sungai Rengit yang menjadi habitat buaya.

"Saat air sungai pasang maka buaya masuk ke saluran irigasi, lalu ketika surut buayanya terjebak di irigasi, dan ketika pasang lagi buayanya mungkin tidak keluar dari sungai atau tetap di dalam saluran irigasi," kata dia.

Yusmono menyebutkan timnya akan turun ke lokasi kejadian untuk mengobservasi konflik satwa dan manusia tersebut.

Ia mengimbau masyarakat setempat agar berhati-hati saat beraktivitas di sekitar saluran irigas tersebut dengan memperhatikan papan peringatan, terutama bagi warga luar wilayah yang melintas atau beraktivitas di situ. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini