SuaraRiau.id - Dokter Tirta Mandira Hudhi ikut bersuara terkait gelombang dukungan dari sejumlah elite pada Vaksin Nusantara.
Influencer yang dikenal dengan nama Dokter Tirta tersebut mengkritik dengan satir. Menurutnya, menganalogikan vaksin Nusantara dengan sepatu dan skripsi.
Dokter Tirta kemudian menyoroti kelemahan Vaksin Nusantara yakni belum lolos izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan asal lokal saja.
Dengan nada satir, Dokter Tirta menyindir dukungan Vaksin Nusantara yang menonjolkan rasa lokal atau buatan anak bangsa.
Dokter Tirta mengatakan vaksin buatan mantan Menteri Kesehatan Terawan beda dengan buat sepatu.
Dokter Tirta menyesalkan pendukung vaksin buatan Terawan langsung serang pengkritik vaksin ini sebagai tidak mendukung buatan anak bangsa.
Dia mengatakan membuat vaksin itu beda dengan buat produk konsumen lainnya, misalnya buat merek sepatu lokal, seperti yang Tirta geluti selama ini.
“Buat vaknus kok disamakan ama buat sepatu. Asal lokal: gas ! Yang menghalangi dianggep ga pro lokal. Logikamu lho. Kurang ngopi bro,” tulisnya Tirta di Twitter, dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Kamis (15/4/2021).
Dokter Tirta pun heran, kenapa vaksin buatan Terawan ini sudah ditolak BPOM, tapi tetap ngeyel pengembangannya.
Tak hanya itu, Tirta juga dengan yang percaya narasi politik dalam BPOM ganjal perizinan Vaksin Nusantara.
Keheranan ini menjawab pertanyaan dari warganet. Menurutnya BPOM tak main-main mengeluarkan izin vaksin.
Tirta meyakini integritas orang BPOM, mereka bukan orang politik tentunya dalam memutus Vaksin Nusantara itu dasarnya ilmiah dan jelas.
“Bro etika penelitian tu dipatuhi. BPOM isinya peneliti, guru-guru hebat, ga ada politik ketika ditolak. Kalo ditolak, perbaiki, jangan nabrak sana sini. Macem revisi skripsi. Begitu sob. Skripsi aja d revisi berkali-kali. Cuma tim vaknus dah baper trus nuduh fa fi fu,” tulis dokter Tirta menjawab pertanyaan warganet.
Diketahui, vaksin Nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kini sedang hangat diperbincangkan.
Pasalnya, vaksin yang dikenal dengan sebutan Vaknus itu penelitiannya terganjal izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kepala BPOM Penny Lukito beberapa lalu menyebut bahwa Vaknus milik Dokter Terawan tak lolos uji karena tidak memenuhi syarat BPOM.
Meski demikian Terawan tetap menjalankan uji klinis tahap II yang diikuti oleh sejumlah tokoh di pemerintahan.
Tokoh yang mau jadi ujicoba Vaksin Nusantara yakni Aburizal Bakrie, Sudi Silalahi, Gatot Nurmatyo, Siti Fadilah Supari dan sejumlah anggota DPR.
Sementara, BPOM menegaskan Vaksin Nusantara belum memenuhi Cara Pengolahan Yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP), Praktik Laboratorium yang Baik (Good Laboratory Practice/GLP), dan konsepnya belum jelas; terapi atau vaksin.
Oleh sebab itu, BPOM meminta tim peneliti untuk menghentikan sementara proses pengembangan vaksin dan kembali ke fase pra-klinik dengan melengkapi prosedur saintifik yang baik dan benar.