Kisah Mistis Makam Laksamana Raja Di Laut

Banyak kisah-kisah mistis yang diungkapkan warga setempat terkait Makam Laksamana Raja di Laut

Muhammad Yunus
Minggu, 21 Maret 2021 | 15:30 WIB
Kisah Mistis Makam Laksamana Raja Di Laut
Warga berziarah dan berdoa di makam Laksamana Raja di Laut di Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau / [SuaraRiau.id /Panji Ahmad Syuhada]

Penyanyi tersohor asal Kabupaten Bengkalis itu membawakan lagu tersebut, sekaligus mengenalkan kepada khalayak tentang sejarah Laksamana Raja di Laut dari kampung halamannya.

Konon Datuk/Encik Ibrahim merupakan Datuk Laksamana Raja di Laut I yang berkuasa pada tahun 1767 M-1807 M. Ada empat datuk yang memerintah di Bukit Batu, tiga penerusnya adalah Datuk Khamis, Datuk Abdullah Shaleh dan Datuk Ali Akbar. Mereka digelari Datuk Laksamana II sampai IV.

Datuk Laksamana merupakan pembesar kerajaan Siak yang semula bermukim di Bengkalis, kemudian memindahkan lokasi pemerintahannya ke Bukit Batu.

Dalam sejarahnya, Laksamana Raja di Laut merupakan keturunan bugis dan melayu, dimana Daeng Tuagik, anak dari Sultan Wajok yang kawin dengan anak Datuk Bandar Bengkalis, Encik Mas (seorang perempuan yang berkuasa di pulau Bengkalis).

Baca Juga:Makam Laksamana Raja di Laut, Bukti Kejayaan Kerajaan Siak di Selat Malaka

Daeng Tuagik ketika menikahi Encik Mas telah berjanji untuk tidak memakai gelar Bangsawan Bugis bagi keturunannya. Dari perkawinannya ia mendapat seorang anak yang bernama Datuk Bandar Jamal (1720-1767) yang kelak menggantikan ibunya sebagai penguasa Bengkalis.

Konon Datuk/Encik Ibrahim disebut-sebut Datuk Laksamana Raja Di Laut I yang berkuasa pada tahun 1767 M-1807 M. Ada empat datuk yang memerintah di Bukit Batu, tiga penerusnya adalah Datuk Khamis, Datuk Abdullah Shaleh dan Datuk Ali Akbar (1908-1928). Mereka digelari Datuk Laksamana II sampai IV.

Rumah Datuk Laksamana di Laut IV, Laksamana Ali Akbar terletak Di Desa Sukajadi, sekitar 35 kilometer dari Kota Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis. Rumah peninggalan Laksamana seperti rumah adat atau rumah tradisi di Riau. Berbentuk panggung dengan motif-motif melayu dibeberapa ornamen bangunannya.

Kontributor : Panji Ahmad Syuhada

Baca Juga:Penjelasan MUI Riau Terkait Vaksin AstraZeneca yang Mengandung Babi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini