Tanggapi Fenomena Ramalan Mbak You, Dosen Psikologi Angkat Bicara

Meminta masyarakat untuk lebih cerdas menanggapi hal-hal yang sifatnya tidak berdasarkan pendekatan ilmiah itu.

Eko Faizin
Kamis, 21 Januari 2021 | 07:05 WIB
Tanggapi Fenomena Ramalan Mbak You, Dosen Psikologi Angkat Bicara
Paranormal Mbak You (Ferry Noviandi/Suara.com)

SuaraRiau.id - Paranormal Mbak You akhir-akhir ini mendapat sorotan banyak kalangan. Kali ini seorang akademisi asal Sumatera Barat (Sumbar), Dr Mardianto buka suara.

Ahli psikososial Universitas Negeri Padang (UNP) itu menilai ramalan terkait kekacauan politik sampai presiden yang akan dilengserkan di tahun 2021 merupakan provokasi.

"Peramal sebaiknya harus ada kode etik, yang fatal ia meramal tentang pemerintahan bahwa presiden akan dilengserkan 2021, hal itu sifatnya berbahaya dan provokatif tapi kalau dia ramal tentang selebritis terserah saja," kata dosen yang mengajar di jurusan Psikologi UNP melalui telepon dikutip dari Antara, Rabu (20/1/2021).

Mardianto mengatakan dari dulu sudah banyak peramal tapi mereka hanya menyebut hal umum yang dampaknya hanya terhadap individu sedangkan Mbak You menyampaikan secara spesifik tentang negara dan tentu dampaknya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia mengajak agar masyarakat tidak terprovokasi oleh ramalan yang diucapkan oleh paranormal tersebut dan meminta masyarakat untuk lebih cerdas menanggapi hal-hal yang sifatnya tidak berdasarkan pendekatan ilmiah itu.

"Peramal itu sama halnya seperti dukun dan apa yang mereka ucapkan tidak ada pendekatan ilmiah, mereka hanya menyampaikan fenomena psikologi umum saja," kata dia.

Disampaikan Mardianto, paranormal hanya menyampaikan sesuatu yang umum, individu yang diramal cenderung mendapat efek forer yakni fenomena psikologis ketika seseorang menganggap akurat deskripsi mengenai diri mereka seolah dibuat khusus untuk mereka padahal deskripsi itu sebenarnya umum yang juga berlaku untuk banyak orang.

Fenomena psikologi ini dipengaruhi oleh perspektif indivdu bahwa dia hanya fokus pada hal-hal yang diinginkan dan ini yang digunakan oleh para peramal untuk menggiring opini atau memprovokasi individu percaya terhadap apa yg disampaikan.

Ia menyebut ramalan itu sifatnya sugesti, ketika orang disugesti dengan hal-hal yang positif maka dia akan mendapat efek positif terhadap rasa percaya diri dan psikologisnya.

Namun, ketika dia diramal dengan hal-hal yang negatif maka dampaknya negatif terhadap sugesti yang ia tangkap juga mempengaruhi kesejahteraan psikologisnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kepercayaan terhadap ramalan selain dilarang agama juga akan berdampak pada psikologis yang membuat orang yang diramal menjadi tidak punya motivasi untuk merubah hidupnya.

"Salain itu mereka akan takut mengambil keputusan karena sudah diramalkan seperti paham jabariyah yaitu pasrah pada takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Di agama kita ada paham qadariyah bahwa kita ada usaha untuk merubah nasib itu," ujarnya.

Ia mengajak masyarakat agar cerdas menerima informasi dan sumbernya harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jangan mudah percaya dengan hal yang bersifat ramalan karena dapat mempengaruhi efektivitas kehidupan sehari-hari.

"Masyarakat harus cerdas melihat sumber informasinya dari siapa yang valid terhadap sebuah isu dan jangan menyebarkan informasi yang kita sendiri belum yakin itu benar," tambahnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini