Demo Koalisi Rakyat Riau Sempat Ricuh, Aparat Kembali Kendalikan Situasi

Sempat tertekan, secara perlahan aparat kepolisian berhasil menghalau mahasiswa menjauh dari gedung wakil rakyat Riau tersebut.

Eko Faizin
Kamis, 08 Oktober 2020 | 17:12 WIB
Demo Koalisi Rakyat Riau Sempat Ricuh, Aparat Kembali Kendalikan Situasi
Sejumlah petugas berjaga di depan DPRD Riau, menghalau massa demo, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Satria Kurnia]

SuaraRiau.id - Ribuan massa dari Koalisi Rakyat Riau mendatangi Gedung DPRD Riau, Kamis (8/10/2020).

Aksi massa tersebut dalam rangka menyoroti UU Cipta Kerja yang disahkan parlemen pada Senin (5/10/2020).

Pantauan Suara.com massa mahasiswa mulai memadati pekarangan kantor DPRD Riau pada pukul 14:00 WIB.

Dalam orasinya, mahasiswa menyayangkan kerja DPR RI, yang ngotot mengesahkan UU Cipta Kerja.

Demo sendiri berlangsung ricuh, itu ditandai sejumlah penembakan gas air mata oleh aparat polisi. Dalam beberapa kasus masa mahasiwa membalikan lemparan gas air mata ke dalam pekarangan DPRD, yang membuat aparat kepolisian juga tepapar gas air mata.

Adapun Koalisi Rakyat Riau terdiri dari berbagai elemen mahasiswa kampus se-Riau. Selain itu aksi unjuk rasa juga diikuti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), aktivis lingkungan hidup, dan kelompok buruh.

Polisi Kembali Kendalikan Situasi
Sempat tertekan, secara perlahan aparat kepolisian berhasil menghalau mahasiswa menjauh dari gedung wakil rakyat Riau tersebut.

Upaya menghalau tersebut dilakukan dengan tembakan gas air mata ke udara, yang membuat kerumunan mahasiswa terpecah.

Kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan aparat kepolisian untuk menyekat mahasiswa mundur ke balik pembatas jalan.

Dalam situasi yang kembali tertib, salah satu koordinator mahasiswa meminta anggota DPRD Riau agar dapat menemui mahasiswa untuk menerima aspirasi menolak UU Cipta Kerja.

Tuntutan tersebut diterima pihak DPRD Riau, dengan syarat mahasiswa mengutus perwakilannya untuk melakukan audiensi dengan anggota dewan.

Namun, opsi ini kemudian mendapat penolakan dari massa mahasiswa.

Memecah kebuntuan ini, pimpinan DPRD Riau Hardianto kemudian menemui massa aksi, dan menerima aspirasi yang disampaikan mahasiswa.

"Saya berharap sampaikan lah aspirasi itu ke kami, kami akan perjuangkan. Kami akan bahas secara kelembagaan. Usulan adek-adek adalah menolak Omnibus Law dan kami terima sesuai mekanisme dewan," tegasnya.

Hingga kini aksi unjukrasa masih berlanjut. Pantauan Suara.com sejumlah mobil ambulans hilir mudik di sekitar aksi unjuk rasa.

Kontributor: Satria Kurnia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini