Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 08 April 2025 | 21:53 WIB
Ilustrasi narkoba (Pexels/Bogdan)

"Maka kita harus berjibaku, untuk membasmi dan memprioritaskan hal ini. Oleh karena itu, perlu kita kawal, maka jangan hanya soal pemahaman, namun narkoba ini juga menjadi bahagian yang tidak kalah," sebut Wahid.

Lebih lanjut, Wahid juga menyoroti perkembangan terorisme yang masih menjadi ancaman bagi bangsa, terutama akibat pemahaman yang keras dan ekstrem.

Ia menegaskan bahwa pemikiran yang tertutup, dapat memicu gesekan di tengah masyarakat, yang pada akhirnya menimbulkan konflik.

"Dahulu, Riau sering terjadi aksi terorisme. Kepolisian memiliki catatan tersendiri terkait hal ini. Namun, alhamdulillah, indeks kerukunan beragama Riau kini berada di posisi kedua nasional," ungkapnya.

Baca Juga: Banjir Jalintim Desa Kemang Pelalawan Sudah Surut, Kendaraan Bisa Melintas

Wahid menekankan bahwa satu diantara faktor utama yang berperan dalam menjaga persatuan di Riau adalah adanya dialog yang terus dilakukan di berbagai lapisan masyarakat. Oleh karena itu, ia sangat mendukung penyelenggaraan acara ini secara rutin.

"Kalau perlu, acara ini diadakan sebulan sekali agar internalisasi kebangsaan semakin menjiwai. Bukan hanya di ibu kota provinsi, tetapi juga di kabupaten-kabupaten, terutama di wilayah perbatasan," terangnya.

Selain itu, ia juga mengkhawatirkan ancaman lain yang tak kalah serius, yaitu peredaran narkoba. Ia menyebut bahwa narkoba saat ini telah menjadi bentuk lain dari terorisme yang merusak generasi muda.

"Terorisme ini bukan hanya soal pemahaman, tetapi juga masuk ke kejahatan lainnya seperti narkoba. Ini menjadi tantangan besar bagi kita di Riau," katanya.

Baca Juga: Eks Anggota Polisi Pekanbaru Ditangkap Terkait Peredaran Narkoba

Load More