Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 30 Januari 2025 | 09:49 WIB
Jenazah Basri yang tewas akibat penembakan oleh APMM saat akan dibawa ke Pulau Rupat, Bengkalis. [ANTARA/Annisa Firdausi]

SuaraRiau.id - Warga Rupat Bengkalis, Riau menjadi korban tewas dalam penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) beberapa waktu lalu.

Jenazah korban bernama Basri ini tiba di Terminal Cargo Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Rabu (29/5/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.

Jenazah Basri langsung dimasukkan ke ambulans untuk dibawa ke Pulau Rupat, Bengkalis.

Sepupu korban bernama Azrai menyebutkan, pihak keluarga telah menerima dengan lapang dada kematian Basri.

Baca Juga: Pasutri Habisi Nyawa Wanita di Bengkalis, Ditangkap di Hotel Pekanbaru

"Pemakaman tetap akan kami selenggarakan hari ini (Rabu). Jenazah akan dibawa ke Jaan Nelayan, Kecamatan Rupat," ujarnya.

Azrai mengaku pihak keluarga awalnya mendapatkan kabar penembakan ini pada Jumat (24/1/2025) lalu. Keluarga korban pun ternyata tak mengetahui Basri kerja di Malaysia.

"Kami tak mengetahui lagi kemana dia mencari kerja, bahkan komunikasi tidak ada. Anaknya juga tidak mengetahui," sebutnya.

Bantah serang duluan

Warga Negara Indonesia (WNI) korban penembakan APMM yang selamat membantah pihaknya menyerang duluan hingga terjadinya penembakan tersebut.

Baca Juga: KDRT Berujung Istri Meninggal, Pria di Bengkalis Akhirnya Ditangkap

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha saat kedatangan jenazah Basri yang tewas di Malaysia.

"Dalam rilis yang disampaikan oleh polisi Malaysia dikatakan ada penyerangan yang dilakukan oleh warga kita, namun korban yang selamat membantah penyerangan tersebut," papar Judha.

Oleh karena itu, Kementerian Luar Negeri akan terus melakukan proses penyelidikan lebih lanjut dan menyeluruh.

"Apakah penggunaan kekerasan dan kekuatan hingga mematikan ini sudah sesuai prosedur, ataukah ada penggunaan kekuatan yang berlebihan, akan dilakukan penyelidikan," lanjutnya.

Tambah Judha, keadaan dua korban lainnya sudah stabil, sedangkan dua lainnya masih kritis.

Diketahui, lima WNI yang diduga Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal menjadi korban penembakan oleh APMM.

Kejadian ini mengakibatkan satu korban bernama Basri tewas, sedangkan empat lainnya luka-luka. (Antara)

Load More