Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 21 Januari 2025 | 18:44 WIB
Direktur Paradigma, Riko Kurniawan. [Suara.com/Rahmat Zikri]

Pada COP29 di Azerbaijan, Indonesia telah menawarkan komitmen untuk menghasilkan 200 juta ton cadangan karbon dari sektor hutan dan lahan tiap tahun, disertai program reforestasi di 12,7 juta ha lahan kritis.

"Namun, jika pembukaan 20 juta hektare tetap berjalan, upaya ini akan sia-sia," ujar Riko.

Dalam penyampaiannya sebagai perwakilan Paradigma, dia mengusulkan langkah-langkah inovatif seperti agroforestri dan rehabilitasi hutan kritis untuk mendukung pembangunan ekonomi tanpa mengorbankan lingkungan.

Kebijakan ini sejalan dengan peraturan seperti PermenLHK 83 Tahun 2016 tentang Perhutanan Sosial, yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan secara lestari.

Baca Juga: Deteksi Perambah Hutan, Polri Bakal Gunakan Aplikasi Lancang Kuning Karya Polda Riau

"Kita harus memastikan bahwa kebijakan ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi jangka pendek, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang," jelas Riko.

"Masih banyak wilayah yang perlu dipulihkan dari pada membuka lahan baru dengan mengorbankan hutan. Yang kita ditakutkan rencana ini bisa jadi cara pihak terkait menjual izin ke korporasi tentu dengan menjual izin baru lagi," sambungnya.

Kontributor: Rahmat Zikri

Load More