SuaraRiau.id - Dua ekoriparian menjadi primadona dua kampus ternama di Kota Pekanbaru yaitu di Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) dan Universitas Lancang Kuning (Unilak).
Keduanya merupakan proyek kolaborasi taman ekoriparian yang didanai penuh CSR PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Kehadiran dua ekoriparian ini tidak hanya sebagai destinasi wisata baru di Pekanbaru, tetapi juga sebagai pusat edukasi lingkungan.
Kesuksesan ekoriparian ini melibatkan kolaborasi antar lembaga pendidikan, perusahaan dan masyarakat.
Meski sama-sama berada di lingkungan kampus, kedua ekoriparian itu mengadopsi konsep berbeda berbasis ruang terbuka hijau.
Di Umri, ekoriparian berbasis teknologi sementara di Unilak menggunakan sistem alami dan kearifan lokal.
Ekoriparian Umri, Inovasi Teknologi dalam Pengelolaan Limbah
Sebuah drainase mengeluarkan bau menyengat. Bangunan yang berada di Jalan Tuanku Tambusai itu berbau khas limbah. Saat didekati dan dilihat lebih teliti, ternyata bau itu berasal dari air yang nyaris berwarna hitam bercampur sampah.
Tak jauh dari drainase itu, tepatnya di samping gerbang masuk Kampus Umri ada tiga kolam air bertingkat seperti sengkedan sawah.
Baca Juga: 70 Tahun Lapangan Minyak Duri, Jantung Energi Indonesia yang Tak Pernah Berhenti Berdetak
Dari tepian kolam itu, Dekan FMIPA Umri Prasetya berbagi cerita bahwa kolam air itu merupakan rangkain Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
Instalasi itu berfungsi memperbaiki mutu air limbah yang berasal dari seputaran kampus tersebut sehingga aman bahkan bisa dikonsumsi.
Setiap 12 jam, mesin pompa air otomatis akan menarik air limbah itu kedalam bak Ipal pertama. Dalam kolam itu air diproses menggunakan dua mesin hingga warna dan baunya hilang.
"Setelah itu, air akan berpindah ke kolam yang lebih rendah yang di dalamnya terdapat bakteri yang dikembangkan menggunakan metode ilmiah. Perlahan, mutu air semakin bersih," jelasnya.
Setelahnya, air yang telah dibersihkan bakteri di kolam penyaring berpindah ke kolam witlend. Di kolam itu proses filtrasi air kembali terjadi, tetapi menggunakan tanaman-tanaman alami.
"Barulah setelah proses tersebut, air yang kualitasnya telah membaik dialirkan lagi ke drainase yang bermuara ke Sungai Air Hitam dan Sungai Siak," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Petualangan Seru di Jatim Park 2: Destinasi Wisata Wajib di Malang
-
Bukan Sekadar Penghubung: Rahasia di Balik Megahnya Jembatan Suramadu
-
Harmoni Manusia dan Alam, Tradisi Sedekah Bumi Jadi Inspirasi Pariwisata Berkelanjutan
-
Tumpak Sewu Lumajang: Seribu Air Terjun dalam Satu Keindahan
-
10 Destinasi Wisata Tersembunyi yang Diprediksi Trending di 2026
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Syarat Penerima BLT Kesra 900 Ribu Periode Oktober-Desember 2025
-
Cara Cek BLT Kesra 900 Ribu Periode Oktober-Desember 2025
-
5 Mobil Bekas Kabin Luas untuk Keluarga: Hemat BBM, Bandel Dipakai Harian
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Nyungsep, Antam Jadi Rp2,541 Juta per Gram
-
15 Prompt Gemini AI Edit Foto Wanita Berhijab, Elegan di Luar Dugaan