SuaraRiau.id - Nuraini tak mampu membendung air matanya. Anak nelayan Sungai Rokan ini dinyatakan lolos menjadi salah satu pemenang Beasiswa Prestasi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tingkat Sarjana (S1).
Kisahnya bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda.
Siswa lulusan SMAN 8 Mandau, Bengkalis ini membuktikan bahwa kondisi ekonomi keluarga bukan menjadi hambatan untuk mewujudkan mimpi.
Berkat kegigihannya itu, anak kedua dari pasangan Tarmizi dan Darmi akhirnya bisa melanjutkan studi ke Universitas Pertamina di Jakarta. Itu merupakan angannya sejak mengenyam bangku sekolah; bisa berkuliah tanpa membebani orang tua.
Nuraini bersama 9 teman lainnya, dari Riau mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan studi ke jenjang sarjana.
"Cita-cita saya ingin sekali kuliah untuk mewujudkan mimpi jadi kimiawan, namun ekonomi keluarga gak mampu, ayah hanya nelayan," ceritanya.
Namun ia tak menyangka, dari ribuan pendaftar dan telah mengikuti proses seleksi yang ketat, namanya berhasil lolos menjadi salah satunya.
Keceriaan itu tak mampu dibendung saat mendapat pengumuman. Ia dan orang tua yang tinggal di pinggiran Sungai Rokan Desa Sintong, Rokan Hilir ini pun menangis haru.
"Alhamdulillah, perasaan kami sangat senang dan bersyukur bisa mendapatkan beasiswa PHR. Ini sangat membantu kami, karena beasiswanya full sampai lulus, jadi orang tua tidak terbebani biaya," ujarnya.
Perjuangannya untuk mendapatkan beasiswa PHR tersebut terbilang tidak mudah. Sejak sekolah, Nuraini yang sudah terbiasa jauh dari keluarga tersebut sudah mengukir prestasi. "Saya sekolah tinggal sama nenek di Duri, rumah nenek dekat dengan sekolah. Selain itu saya ikut les dan bimbel, untuk meningkatkan kualitas diri," tutur siswa jurusan Kimia ini.
Sejak SD hingga SMA, Nuraini merupakan siswa berprestasi. Ia langganan mengantongi juara 1 di sekolah, bahkan anak seorang nelayan ini juga pernah meraih juara 3 Olimpiade Kimia Nasional.
"Ayah kerjanya nelayan, perginya sore pulang pagi. Kadang-kadang juga tidak pergi, karena ayah sudah mulai sakit-sakitan. Sementara ibu memang hanya di rumah, mengurus anak," ujar dia.
Nuraini bertekad, kesempatan yang ia capai ini akan dimanfaatkan untuk mengubah nasib keluarganya.
"Saya akan bersungguh-sungguh untuk bisa sukses dan membantu keluarga kelak. Terima kasih PHR atas kesempatan ini," kata Nuraini.
Terpisah, Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto mengaku bangga melihat semangat para penerima beasiswa prestasi PHR ke Universitas Pertamina.
Tag
Berita Terkait
-
Cerita Arryan Naufal, Anak Sopir Truk Penerima Beasiswa Prestasi PHR
-
Tahun Ini, PHR Sebar 34 Sapi Kurban untuk Masyarakat di Blok Rokan
-
PHR Raih Dua Penghargaan di Ajang Indonesia Social Responsibility Award 2023
-
PHR Buka Magang Kerja buat Putra-Putri Riau, Ini Syarat dan Link Pendaftarannya
-
PHR Dukung Pengembangan Ekoriparian di Kampus UMRI
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Roket Ariane 5 Memungkinkan Masyarakat di Wilayah 3T Mendapat Layanan Perbankan dari BRI
-
Menhut Serahkan SK Indikatif Hutan Adat di Kuansing, Bahtera Alam Ungkap Potensi Besar
-
6 Mobil Bekas 60 Jutaan Kabin Lega: Penumpang Nyaman, Barang Bawaan Aman
-
5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
-
Sapi Warga Ditemukan Mati di Siak, Diduga Dimangsa Harimau