Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 26 November 2022 | 10:08 WIB
Bupati Meranti, Muhammad Adil dan mantan Bupati Meranti, Irwan Nasir. [ANTARA/Rahmat Santoso]

"Saya pikir lapor melapor ini masalah pandai berselancar saja, kalau cerita mau melapor yang diserang awal itu saya. Kalau mau saya yang serang duluan. Ibarat perang, peluru saya lebih banyak. Apa yang dituduhkan ke saya itu tidak ada semua," tegas Irwan.

Dia menjelaskan bahwa selama sepuluh tahun masa jabatannya, ia tak pernah berperkara hukum. Ia hanya pernah dimintai keterangan KPK terkait Bowo Sidik Pangarso dalam kasus Dana Alokasi Khusus (DAK) Kepulauan Meranti yang ia sebut sama sekali tak dikenalnya.

"Sepuluh tahun saya jadi bupati tidak ada yang aneh-aneh. Saya hanya pernah dimintai keterangan apakah kenal Bowo, saya konfirmasi tidak kenal, ya sudah," tuturnya.

Sementara, Irwan mengaku sangat paham tindak-tanduk Adil semasa menjadi anggota DPRD Riau.

"Sementara beliau (Adil) ini saya tahu ceritanya. Sewaktu saya Bupati, Adil ini kan anggota DPRD," ujar Irwan.

Diketahui, sebelumnya Adil menyebut bahwa Irwan Nasir tak paham bagaimama cara memimpin Kepulauan Meranti. Bagi Adil, Irwan Nasir lah yang membuat Kabupaten Meranti jadi miskin.

"Makanya di bawah kepemimpinannya Meranti itu jadi miskin dari segala hal. Meranti miskin kan semenjak Irwan Nasir," jelasnya pada Sabtu 19 November 2022.

Menurut Adil, tak ada yang salah dengan sikapnya ke Gubernur Syamsuar, sehingga tak perlu dirisaukan.

"Sikap saya ke gubernur itu karena saya menuntut hak. Sebelumnya Irwan Nasir itu tak berani ngomong, tak berani menuntut hak ke gubernur," tutur Adil.

Load More