Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 08 September 2022 | 10:12 WIB
Gubernur Riau Syamsuar dan Bupati Indragiri Hilir Muhammad Wardan gelar pasar murah. [Ist]

SuaraRiau.id - Gubernur Riau Syamsuar terus berupaya menekan laju inflasi sebagai langkah menuju Riau Unggul yang dicanangkan pemerintah provinsi. Salah satunya dengan membuat operasi pasar murah.

Langkah tersebut juga menjadi bagian dari pemulihan ekonomi di Provinsi Riau setelah dua tahun diterpa badai pandemi Covid-19.

Gubernur Syamsuar bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) untuk merealisasikan operasi pasar murah di Lapangan Gajah Mada Tembilahan, Indragiri Hilir, Rabu (7/9/2022).

Syamsuar mengatakan pasar murah dilakukan dalam rangka stabilisasi harga barang kebutuhan pokok bagi masyarakat.

Ia berharap dengan dilakukan operasi pasar murah ini dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dan pengendalian inflasi di Indragiri Hilir.

"Langkah cepat dan tepat harus dilakukan sesuai dengan potensi daerah. Dengan demikian cita-cita bersama mewujudkan Riau Unggul," ujar Syamsuar, Rabu (7/9/2022).

Selain pasar murah, kata Syamsuar, memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam cabai juga dilakukan.

Dalam program ini, Syamsuar menggerakkan seluruh ASN, masyarakat, kelompok wanita tani yang ada di Bumi Lancang Kuning tersebut.

"Langkah ini diharapkan mampu mengendalikan inflasi di Riau nantinya. Sehingga, persoalan harga tidak lagi menjadi pemicu terjadinya inflasi," kata Bupati Siak dua periode itu.

Kepedulian Syamsuar terhadap masyarakat menyentuh hati Bupati Indragiri Hilir Muhammad Wardan yang mengatakan bahwa warganya sangat terbantu dengan adanya pasar murah yang dilakukan Pemprov Riau.

"Alhamdulillah hari ini saya pikir kegiatan yang sangat menyentuh sekali dalam rangka kepedulian Bapak Gubernur yang begitu tinggi terhadap masyarakat," jelas Wardan.

Adapun harga dalam operasi pasar murah tersebut yakni pada daging Rp85.000/Kg, beras medium Rp45.000/5 kilogram, untuk yang 10 kilogram dijual dengan harga Rp90.000, telur Rp48.000/Kg.

Investasi di Riau kian tumbuh
Sebelumnya, kendati dalam situasi pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi di Riau terus membaik. Terlihat pada tahun 2021 capaian realisasi investasi di Riau mencapai 107.98 persen.

Capaian itu melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp49,1 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 61.388 orang.

Dengan capaian tahun 2021 itu, Pemprov Riau diganjar peringkat lima se Indonesia dan peringkat satu di luar pulau jawa. Hal itu tentunya dilihat dari aktivitas ekonomi mulai bangkit dengan realisasi investasi sebesar Rp53,02 triliun.

Melampaui target yang ditetapkan membuat Syamsuar dipercayai pemerintah pusat untuk menggali lebih jauh potensi Riau.

Hal itu tampak pada target yang yang ditetapkan untuk tahun 2022 sebesar Rp60,46 triliun.

Naiknya target dari tahun 2021 ke 2022 membuat Syamsuar bekerja secara sungguh-sungguh dalam mewujudkan Riau Unggul.

"Alhamdulillah realisasi Investasi sampai dengan Triwulan 2 (Januari - Juni 2022) telah mencapai 73,41% dari target Rp60,46 Triliun (peringkat 5 Nasional) dengan nilai realisasi investasi Rp44,4 Triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 32.385 orang," ulas Syamsuar.

Tidak sampai disitu, pertumbuhan ekonomi Riau pun semakin membaik, yakni tumbuh sebesar 4,88 % pada triwulan II 2022.

Pertumbuhan ekonomi Riau ini ditopang dari sektor industri pengolahan yang didominasi oleh komoditi turunan kelapa sawit yang tumbuh sebesar 26,19%, pertambangan dan penggalian kontribusi sebesar 24,4%, selanjutnya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi sebesar 24,34%.

"Jadi melihat kondisi seperti ini mengindikasikan bahwa komoditi unggulan (kelapa sawit) sebagai penopang utama perekonomian Provinsi Riau dan aktivitas masyarakat sudah mulai normal kembali," jelasnya.

Keunggulan Riau juga dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar kelima di Indonesia atau terbesar pertama di luar Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 5, 22% terhadap PDB Nasional.

Untuk menjaga harga komoditi unggulan Provinsi Riau (kelapa sawit) yang berfluktuatif, Pemerintah Provinsi Riau telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penetapan Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit.

Langkah itu juga mendapatkan dukungan dari Provinsi di wilayah Sumatera dimana pada (30/6/2022) telah disepakati Maklumat Lancang Kuning pada Rapat Koordinasi Gubernur se-Sumatera, yaitu mendorong Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan/regulasi terkait pemerataan hilirisasi Sumber Daya Alam berbasis komoditi unggulan di Sumatera dan pembentukan Pusat Informasi Komoditi Pertanian dalam arti luas sebagai pusat informasi pemasaran di Sumatera.

"Upaya lainnya yang dilakukan, kami juga telah menyurati kepada Presiden RI terkait Kebijakan percepatan ekspor CPO dan turunannya sebagai upaya meningkatkan harga TBS perkebunan kelapa sawit," ungkapnya.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk menyikapi penurunan harga sawit yang berdampak terhadap penurunan pendapatan masyarakat petani sawit Riau.

Di samping itu capaian indikator makro pembangunan Riau tahun 2021, tergolong baik.

Hal ini dapat dilihat dari lndeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2021 sebesar 72,94 poin kategori tinggi atau peringkat ke tujuh secara nasional, capaian ini meningkat sebesar 0,23 poin dibandingkan tahun 2020.

Tingkat kemiskinan Riau juga membaik yaitu sebesar 6,78% pada Maret 2022 dibanding dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya yaitu 7,12%.

Sementara itu tingkat pengangguran terbuka (TPT) Riau sebesar 4,40% per Februari 2022 lebih rendah dari capaian Nasional sebesar 5,83%.

Lebih jauh dikatakan Syamsuar, pada tahun 2021 indeks daya saing daerah Provinsi Riau dengan capaian 2,9890 poin (kategori tinggi) meningkat dibandingkan pada tahun 2020 yang mencapai 2,2399 poin (kategori sedang).

Kontributor : Alfat Handri

Load More