Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Minggu, 31 Juli 2022 | 15:51 WIB
Ilustrasi harga sawit. [Istimewa]

SuaraRiau.id - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit akhir-akhir ini terus menjadi sorotan. Komoditas pertanian yang banyak dimanfaatkan masyarakat Riau ini harganya masih anjlok.

Alih-alih kembali ke harga Rp 2000-an atau ke harga semula Rp 3000-an per kilogram, harga TBS sawit saat ini ternyata masih stagnan di harga Rp 1.100 per kilogram.

Hal itu diungkapkan Roy, petani kelapa sawit di Duri, Bengkalis yang mengungkapkan bahwa di lapangan harganya masih anjlok.

Dia mengaku mendengar informasi bahwa harga kelapa sawit akan terkerek naik hingga Rp2.000 per kilogram, namun nyatanya belum juga.

"Harga dua ribu? Bohong itu. Di lapangan masih Rp 1.100, paling tinggi pun Rp 1.200 per kilo," kata Roy, Jumat (29/7/2022).

Pemilik lahan sawit seluas 4 hektare ini pun kelabakan dengan anjloknya harga sawit. Sebab, biaya operasional saat ini sangat tinggi.

"Terutama untuk pupuk ya. Pupuk sekarang ini mahalnya minta ampun. Harga sawit anjlok, pupuk mahal maka hajab (menderita) kita," kata dia.

Saat ini, dengan anjloknya harga sawit tersebut Roy mengaku mendapat untung tipis dari hasil komoditas sawit warisan orang tuanya itu.

"Pokoknya pusing kita dengan harga yang gak naik-naik ini," tuturnya.

Selain itu, seorang pengepul atau pemilik RAM kelapa sawit, Surya mengatakan bahwa saat ini harga sawit tersebut belum bergairah.

"Kemarin sekitar seminggu lalu di lapangan itu Rp800 ya, sekarang naik sedikit jadi seribuan lah. Cuma kalau harga murah begini terus kasihan petani," ujarnya.

Harga yang diambilnya di lapangan tersebut biasanya hanya berselisih sekitar Rp 200 rupiah dengan penjualan pabrik. Namun dia mengakui bahwa saat harga sawit anjlok ini, banyak para petani yang justru membiarkan sawitnya dengan tidak dipanen.

"Mungkin warga petani itu ngambek, kok harganya murah terus," tutur dia.

Kontributor : Panji Ahmad Syuhada

Load More