Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 04 Juli 2022 | 16:57 WIB
Petani jual sawit ke Malaysia. [Instagram/ majeliskopi08]

SuaraRiau.id - Harga sawit semakin tak stabil bahkan cenderung menurun pasca pelarangan ekspor CPO oleh pemerintah. Hal itu berimbas, petani sawit mulai menjual hasil panennya ke Malaysia, lantaran dianggap lebih menguntungkan.

Baru-baru ini, beredar sejumlah video di media sosial yang menunjukan petani sawit Indonesia menjual hasil panen ke Malaysia menggunakan truk dan perahu.

Salah satunya dibagikan akun instagram @majeliskopi08 yang menunjukkan video petani sawit Indonesia tengah bersiap mengirimkan hasil panennya ke negara tetangga, Malaysia.

Unggahan pada Sabtu (2/7/2022) itu menunjukan beberapa truk penuh dengan kelapa sawit berbaris di pingir jalan.

Melalui video yang sama, si perekam mengatakan bahwa mereka sedang dalam perjalanan ke Malaysia untuk menjual sawit.

Pilihan menjual sawit ke Malaysia dipilih karena di sana para petani asal Indonesia bisa menjual dengan harga yang lebih tinggi.

“OTW Malaysia guys, harga (Malaysia) Rp 5.000, pusing kepala harga (di Indonesia) cuma Rp 1.000 dapat 5 buah, kita langsung ke Malaysia. Tak cakap banyak pokoknya kita pusing ke Malaysia,” ucap si perekam dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com.

Tak hanya satu video itu saja, dalam unggahan akun Instagram lainnya @petanisawitsukses juga memperlihatkan pengiriman tumpukan buah sawit mengunakan perahu yang memang disebut sedang menuju ke Malaysia.

Menurut penuturan si perekam, total buah yang ada dalam perahu itu seberat 30 ton. Sembari mengeluhkan harga buah sawit di Indonesia yang terlalu murah, si perekam mengakui akhirnya memilih menjual hasil panen buah sawit ke Malaysia.

“Okay guys hari ini kita mau bawa buah (sawit) ke Malaysia, kita bawa hari ini 30 ton, soalnya harga buah di Indonesia seperti kata-kata Indra Kenz ‘wah murah banget,” ucap si perekam.

Masalah soal harga buah sawit yang anjlok ini kemudian mendorong Asosiasi Petani Kelapa Sawit meminta kepada pemerintah agar standar harga tandan buah segar (TBS) dari pabrik kelapa sawit ke petani diatur. Pasalnya harga yang kini beredar amatlah merugikan.

Menurut Ketua Umum Persatuan Organisasi Petani Sawit Indonesia (Popsi), Pahala Sibuea, tak hanya soal harga yang mengenaskan, kini petani sawit juga harus menghadapi hambatan lain berupa tingginya harga pupuk.

“Sekarang petani sangat dalam kesulitan untuk mempertahankan kebun dan kehidupannya karena harga TBS terus turun di bawah Rp 1.000 per kilogram, di beberapa tempat bahkan sampai Rp 400 per kilogram, dengan harga TBS sekarang ini petani sangat sulit bertahan,” ucap Pahala.

Load More