SuaraRiau.id - Konsumsi susu kental manis (SKM) menyebabkan gangguan pada kesehatan anak dan tumbuh kembang anak.
Pernyataan tersebut disampaikan Peneliti Pimpinan Pusat Aisyiah, Tria Astika dalam peluncuran buku Masa Depan Anak Indonesia Terganggu Susu Kental Manis.
“Konsumsi kental manis pada anak dalam jangka panjang tidak hanya menyebabkan kekerdilan, tetapi juga dapat menyebabkan anak mengidap anemia secara kognitif,” ujar Tria seperti dikutip dari Antara, Selasa (1/3/2022).
Dia menjelaskan anak merupakan generasi penerus yang dijaga kesehatannya dan tumbuh kembangnya dengan memberikan asupan gizi yang sesuai dengan usianya.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat, khususnya orang tua untuk mengetahui literasi gizi. Sehingga, orang tua tidak salah memberikan asupan makanan yang baik dan salah dalam pola asuh.
Sementara itu, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (YAICI) Arif Hidayat mengatakan berdasarkan temuan di lapangan ditemukan pemahaman masyarakat mengenai gizi di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Hal itu terlihat dari bagaimana persepsi masyarakat mengenai susu kental manis.
Dari temuan di lima provinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, dan NTT, didapati angka yang cukup tinggi, yaitu 28,96 persen masyarakat mengatakan bahwa SKM adalah susu pertumbuhan.
“Bahkan, 16,79 persen ibu memberikan kental manis untuk anak setiap hari. Padahal, fakta menyebutkan SKM tidak lah sama dengan susu dan tidak dapat mendukung tumbuh kembang kesehatan anak. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa kandungan gula SKM sangat tinggi, yaitu 51 persen hingga 56 persen dengan kandungan lemak SKM berkisar 43 persen-48 persen, artinya produk SKM ini dapat dikategorikan sebagai bukan susu melainkan pemanis dengan perisa susu,” jelas Arif Hidayat.
Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Chairunnisa mengatakan mengapa masyarakat masih mengonsumsi kental manis, karena kental manis terjangkau dan mudah didapat di pelosok-pelosok dan murah.
“Hal ini ada korelasi dengan penelitian kami. Salah persepsi SKM dikonsumsi oleh masyarakat,” kata Chairunnisa. (Antara)
Berita Terkait
-
Tantangan Pola Asuh di Masa Pandemi: Orangtua Khawatir Tumbuh Kembang Anak Jadi Terhambat
-
Cegah Stunting, Kemenkes Targetkan 16,2 Juta Remaja Putri Dapat Tablet Penambah Darah
-
Pentingnya Dua Tahun Pertama Pertumbuhan Anak, Ini Penjelasan dari Pakar
-
Bunda, Lima Kebiasaan Digital Ini Beri Dampak Positif bagi Anak
-
Dokter: Asap Rokok Ganggu Penyerapan Gizi, Ganggu Tumbuh Kembang Anak
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
12 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta Bukan Innova, Kabin Lapang Muat Banyak Keluarga
-
3 Rekomendasi HP Murah Terbaik 2025: Harga Mulai Rp 300 Ribuan, RAM 6 GB dan Cocok untuk Pelajar!
-
7 Rekomendasi Hybrid Sunscreen SPF 50, Tangkis Sinar UV Cegah Penuaan Dini
-
Daftar 7 Mobil Bekas Murah Semewah Alphard, Harga Mulai Rp 60 Jutaan dan Nyaman Buat Keluarga!
-
Timnas Indonesia Perlahan Lupakan Warisan STY, Kluivert Akhiri Debat Asing vs Local Pride
Terkini
-
PNM Ajak Karyawan Tebar Kebaikan lewat Sedekah Kurban
-
Kabar Duka, 5 Jamaah Haji Riau Meninggal di Tanah Suci
-
7 Bumbu Rendang Instan Pilihan: Rasa Menggugah Selera, Praktis Harga Ekonomis
-
5 Rekomendasi HP Samsung Sejutaan Terbaik, RAM Mumpuni Kamera Resolusi Tinggi
-
4 Link DANA Kaget, Pastikan Amplop Kejutannya Isi Dompet Digitalmu