Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 09 Februari 2022 | 19:56 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD. [Tangkapan layar]

SuaraRiau.id - Menkopolhukam Mahfud MD buka suara terkait peristiwa yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah pada Selasa (8/2/2022).

Mahfud MD meminta masyarakat tidak terprovokasi oleh berbagai tayangan terkait situasi di Desa Wadas yang banyak beredar di media sosial (medsos).

Ia menyatakan tayangan yang menunjukkan perlakuan tak menyenangkan aparat kepada warga Desa Wadas merupakan bentuk “framing” atau upaya menggiring opini publik.

Beredar unggahan video yang menayangkan warga di Desa Wadas, Purworejo yang di kepung ratusan polisi saat sedang bermujahadah di masjid menuai kritikan publik. [Instagram @wadas_melawan]

“Pemerintah mengimbau masyarakat tidak terprovokasi dan turut mempercayakan penyelesaian masalah ini kepada pemerintah,” kata Mahfud dikutip dari Antara, Rabu (9/2/2022).

Mahfud menjelaskan informasi yang dihimpun saat rapat bersama sejumlah pejabat terkait menunjukkan tidak ada kejadian aparat mengangkut paksa warga sebagaimana ditunjukkan dalam tayangan yang diunggah di media sosial.

Menkopolhukam menggelar dua rapat, yang pertama bersama Komnas HAM dan kedua bersama pejabat utama Mabes Polri, Mabes TNI, Kemendagri, Kementerian PUPR, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kapolda Jateng, Pangdam Diponegoro, dan Kabinda Jateng.

“Polri, BIN, dan BAIS punya alat untuk tahu. Itu semua framing, buatan,” tegas Mahfud MD.

Ia menerangkan situasinya ada sejumlah orang yang ribut di lapangan, tetapi ia menolak diamankan oleh polisi dan lari ke rumah warga.

“Ya diangkut dari rumah penduduk, itu bukan dipaksa pergi dari rumahnya, tetapi diangkut karena dia pergi ke rumah penduduk. Bahwa dalam kerumunan seperti itu mungkin saja ada tindakan-tindakan tegas (aparat) tidak bisa dihindarkan,” kata Mahfud.

Namun, ia memastikan tidak ada aksi penembakan saat polisi berusaha memelihara ketertiban di Desa Wadas.

Load More